Kopassus 73 Tahun! Jejak Pasukan Baret Merah dari Masa ke Masa

photo author
- Senin, 14 April 2025 | 12:00 WIB
Menyelami sejarah panjang Kopassus sejak 1952 hingga 2025, termasuk desain emblem legendaris dan misi rahasia yang belum terungkap. (Istimewa)
Menyelami sejarah panjang Kopassus sejak 1952 hingga 2025, termasuk desain emblem legendaris dan misi rahasia yang belum terungkap. (Istimewa)

PURWAKARTA ONLINEBaret merah dan emblem sangkur bersayap telah menjadi simbol keperkasaan Kopassus selama 73 tahun.

Tapi tahukah Anda bahwa desain pertama emblem itu dibuat oleh Letnan Dodo Sukamto pada 1954, dengan filosofi "sangkur untuk darat, jangkar untuk laut, sayap untuk udara"?

Dari nama awal Kesko TT III/Siliwangi hingga menjadi Kopassus, pasukan ini telah melalui metamorfosis panjang.

Tahun 1968, emblem baret direvisi: sangkur dibuat lebih ramping seperti pisau komando, sementara sayapnya mengadopsi desain Wing Para Angkatan Darat.

Baca Juga: 16 April dan Sejarah Kopassus, Dari Kawilarang hingga Idjon Djanbi! Kisah Pendiri Pasukan Elite

Dari Idjon Djanbi hingga Djon Afriandi

Kopassus lahir dari kegagalan operasi penumpasan RMS di Maluku.

Kolonel AE Kawilarang, frustasi dengan keterbatasan pasukan reguler, merekrut mantan tentara KNIL bernama Rokus Bernardus Visser—yang kelak dikenal sebagai Mochamad Idjon Djanbi.

"Kami butuh pasukan yang bisa bergerak seperti hantu," ujar Kawilarang dalam memoarnya.

Hasilnya adalah pendidikan komando pertama di Gunung Burangrang, di mana hanya 242 dari 400 calon yang lulus.

Baca Juga: Video Diduga Calla Pramuka Viral, Pakar Peringatkan Modus Penipuan Link Download

Kini, di bawah Mayjen TNI Djon Afriandi, Kopassus menghadapi tantangan baru: operasi kontra-terorisme hingga misi kemanusiaan.

Misi Rahasia yang Tak Terbongkar

Selain operasi terkenal seperti pembebasan sandera Woyla (1981) atau Mapenduma (1996), Kopassus kerap terlibat misi "shadow war".

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Enjang Sugianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X