Setelah praktik mencangkok selesai, peserta mengikuti sesi diskusi dan menulis. Mereka diminta menuliskan pengalaman pribadi selama praktik, mulai dari kesulitan mengupas kulit batang hingga rasa takjub saat melihat struktur kambium.
Hasil tulisan para peserta nantinya akan dipublikasikan di laman resmi POA, purwakartaonline.com/POA, sebagai dokumentasi pembelajaran berbasis praktik.
“Menulis itu tidak selalu harus dari teori. Justru dari pengalaman sehari-hari seperti ini, tulisan jadi hidup dan punya jiwa,” ungkap Dadan Hamdani.
Belajar Hidup dari Pohon Cangkok
Kegiatan hari itu bukan hanya soal tanaman. Bagi peserta, mencangkok menjadi metafora tentang proses hidup, harus sabar, hati-hati, dan tidak takut kotor. Sama seperti menulis, hasilnya tak instan.
POA membuktikan bahwa belajar bisa dilakukan di mana saja dan dari apa saja, bahkan dari sebatang pohon jeruk nipis di halaman rumah. Dari situ lahir bukan hanya tanaman baru, tapi juga cerita dan semangat belajar yang tumbuh bersama.***