Ditulis Oleh Laili Badriah, Siswi Masrasah Aliyah YPMI Wanayasa. Peserta Kelas Menulis Purwakarta Online Academy (POA)
PURWAKARTA ONLINE - Undak usuk bahasa sunda adalah sistem tingkatan bahasa dalam bahasa Sunda yang mengatur pemakaian bahasa sesuai dengan lawan bicara, situasi, dan hubungan sosial.
Sistem ini mencerminkan nilai-nilai budaya Sunda yang menjunjung tinggi tatakrama, kesopanan, dan penghormatan.
Seseorang yang menguasai undak usuk basa mampu memilih kata, ungkapan, dan gaya berbicara yang tepat sehingga komunikasi menjadi harmonis, santun, dan sesuai norma.
Tingkatan bahasa ini tidak hanya membedakan kata-kata yang digunakan, tetapi juga memengaruhi intonasi, gestur tubuh, dan sikap saat berbicara.
Penggunaan undak usuk basa dibagi menjadi beberapa tingkatan utama:
- Basa Loma – digunakan untuk berbicara santai kepada teman sebaya atau orang yang sudah akrab.
- Basa Hormat (basa lemes) – digunakan kepada orang yang lebih tua, dihormati, atau dalam situasi resmi. Kosakatanya lebih halus dan penuh penghormatan.
- Basa Kasar – digunakan dalam konteks bercanda akrab, saat marah, atau kepada orang yang statusnya dianggap lebih rendah. Tidak dianjurkan digunakan dalam situasi formal karena dapat dianggap tidak sopan.
Selain tiga tingkatan utama tersebut, ada variasi seperti basa lemes pisan (sangat halus) untuk situasi yang sangat formal atau penuh penghormatan, dan basa sedeng (menengah) yang berada di antara loma dan lemes.
Nilai penting undak usuk basa:
- Menjaga hubungan baik antara pembicara dan lawan bicara.
- Menunjukkan tingkat pendidikan dan kebudayaan seseorang.
- Menjadi sarana melestarikan budaya Sunda.
- Mengajarkan pentingnya adaptasi bahasa sesuai situasi.
Dalam penerapannya, seseorang harus memperhatikan:
- Siapa lawan bicara (usia, status sosial, jabatan).
- Di mana percakapan terjadi (formal atau santai).
Bagaimana hubungan antara pembicara dan pendengar (akrab, baru kenal, atau profesional).
Kesimpulan akhirnya:
Undak usuk basa adalah identitas budaya Sunda yang berfungsi bukan hanya sebagai aturan bahasa, tetapi juga sebagai sarana membangun kesopanan, rasa hormat, dan keakraban.
Menguasainya berarti memahami dan menghargai budaya Sunda secara mendalam, sekaligus menjaga keharmonisan dalam pergaulan sehari-hari.***