Matahari Malu Muncul! Fenomena Langit Bersedih Abaikan Ajaran Rasul

photo author
- Jumat, 8 Agustus 2025 | 10:28 WIB
Refleksi pagi berhujan di Agustus: renungan tentang kemalasan bangun pagi, ajaran Rasul, dan panggilan kembali pada ilmu. (Foto: Kelompok Tani Barong Mulya/Enjang Sugianto)
Refleksi pagi berhujan di Agustus: renungan tentang kemalasan bangun pagi, ajaran Rasul, dan panggilan kembali pada ilmu. (Foto: Kelompok Tani Barong Mulya/Enjang Sugianto)

PURWAKARTA ONLINE - Jum'at, 08/08/2025. Setelah pulang dari rumah teman untuk mengikuti agenda mengaji rutin setiap malam Jum’at, aku tiba di rumah sekitar pukul 01.57 dini hari. Saat itu tubuhku terasa sangat lelah dan dingin.

Aku melepas jaket, lalu langsung berbaring tidur tanpa selimut. Cuaca malam itu cukup dingin karena baru saja turun hujan.

Entah mengapa, akhir-akhir ini hujan sering turun, padahal biasanya di bulan Agustus cuaca sudah memasuki musim kemarau.

Aku sempat bertanya-tanya dalam hati, apakah langit sedang bersedih melihat manusia yang setiap hari melakukan perbuatan yang seharusnya tidak dilakukan?

 

Pagi harinya, aku bangun pukul 05.00 dengan mata yang masih mengantuk dan badan terasa lemas karena kurang tidur.

Aku beranjak ke kamar mandi untuk membasuh wajah dan berwudhu, lalu melaksanakan shalat Subuh sebagai bentuk ibadah dan kepatuhan seorang hamba kepada Sang Pencipta, Allah Subhanahu wa Ta’ala. Setelah shalat, aku membaca wirid seperti biasanya.

Usai berzikir, aku keluar rumah dengan harapan bisa merasakan hangatnya sinar matahari pagi. Namun, harapan itu sirna.

Matahari tak menampakkan wajahnya, bahkan gunung di kejauhan masih berselimut kabut. Seolah alam sedang memberi isyarat tentang fenomena kemalasan manusia untuk bangun pagi dan memulai aktivitas sebagai hamba yang baik.

 

Pagi ini aku merenung. Orang yang bangun pagi biasanya penuh semangat menjalani hari. Sayangnya, aku semakin sering melihat banyak orang bangun siang.

Dalam hati aku bertanya, apakah mereka sudah tidak lagi menaati ajaran Rasulullah? Bukankah beliau mengajarkan agar tidak tidur setelah Subuh karena itu dapat membawa mudarat bagi diri sendiri?

Al-Qur’an juga sering mengingatkan kita dengan keras: “Apakah kamu tidak berpikir?” Padahal kita telah dibekali akal, dan Allah memerintahkan untuk membaca agar kita berpengetahuan.

Sayangnya, hal ini sering kita abaikan. Kita adalah makhluk yang sempurna, bahkan dalam Al-Qur’an Allah memuji manusia sebagai Ulul Ilmi—orang-orang yang memiliki ilmu.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Dadan Hamdani

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Manfaat POA

Sabtu, 18 Oktober 2025 | 15:34 WIB

10 Tips Memulai Bisnis yang Sukses

Selasa, 7 Oktober 2025 | 22:57 WIB

Persiapan TC Taekwondo di MA YPPA Cipulus

Selasa, 7 Oktober 2025 | 21:27 WIB

Makesta IPNU IPPNU Kecamatan Wanayasa 2025

Sabtu, 4 Oktober 2025 | 14:20 WIB
X