Ia memulai kariernya sebagai penulis dan wartawan di beberapa surat kabar.
Pada saat itu, Ki Hajar menjadi salah satu penulis andal lantaran tulisannya dikenal komunikatif, tajam, dan anti-kolonial.
Namun, karena tulisannya juga, Ki Hajar sempat diasingkan pemerintah Hindia Belanda.
Tulisannya yang berjudul Als ik een Nederlander was atau Seandainya Aku Seorang Belanda yang dimuat dalam surat kabar De Expres pada 13 Juli 1913, dinilai sebagai kritikan pedas di kalangan pejabat pemerintahan Hindia Belanda.
3. Tirto Adhi Soerjo
Djokomono Tirto Adhi Soerjo atau yang lebih dikenal Tirto memang dikenal sebagai tokoh pers dan kebangkitan nasional Indonesia.
Tak hanya itu, ia juga dikenal sebagai perintis surat kabar dan kewartawanan di Tanah Air. Namanya juga sering disingkat TAS.
Tirto menerbitkan surat kabar Soenda Berita pada 1903-1905, Medan Prijaji 1907, dan Putri Hindia 1908.
Dia juga mendirikan Sarikat Dagang Islam.
Medan Prijaji dikenal sebagai surat kabar nasional pertama, karena menggunakan Bahasa Melayu (bahasa Indonesia), dan seluruh pekerja mulai dari pengasuhnya, percetakan, penerbitan, hingga wartawannya adalah pribumi.
4. Tan Malaka
Pejuang kemerdekaan lain yang gemar melawan penjajahan Belanda melalui tulisan adalah Tan Malaka.
Ia juga dikenal sebagai seorang pengajar anak-anak kuli di perkebunan teh di Sanembah, Tanjung Morawa, Deli, Sumatra Utara.