PURWAKARTA ONLINE - Semakin banyak masyarakat beralih ke layanan digital perbankan, semakin besar pula kebutuhan akan literasi keamanan.
Melihat tren tersebut, Bank Rakyat Indonesia (BRI) memperluas program edukasi nasional untuk meningkatkan kesadaran nasabah terhadap pentingnya menjaga data pribadi.
Program edukasi ini menjadi salah satu fokus utama BRI karena kejahatan digital terus berkembang.
Modusnya beragam, mulai dari phishing, tautan palsu, hingga penyalahgunaan data pribadi melalui media sosial.
Baca Juga: Purwakarta Mendominasi Kejurnas Orienteering 2025, Raih 5 Medali dan Tunjukkan Kelasnya
Corporate Secretary BRI, Dhanny, mengatakan bahwa literasi digital bukan lagi pilihan, tetapi kebutuhan mendesak.
“Keamanan digital merupakan bagian penting dari penguatan layanan BRI. Kami ingin memastikan setiap transaksi nasabah berlangsung aman dan terlindungi,” ujarnya.
Dhanny menjelaskan bahwa banyak kasus kejahatan siber terjadi karena pelaku berhasil mendapatkan data rahasia korban.
Karena itu, BRI menekankan agar nasabah tidak memberikan PIN, password, ataupun OTP kepada siapa pun.
Selain edukasi, BRI juga memperkuat sistem keamanan digital dengan teknologi terkini.
Nasabah didorong untuk memanfaatkan fitur seperti autentikasi biometrik, verifikasi dua langkah (2FA), dan pembaruan aplikasi rutin untuk mengurangi risiko pembobolan akun.
Menurut Dhanny, edukasi ini menyasar seluruh segmen nasabah.
Mulai dari pengguna aplikasi BRImo, pelaku UMKM, hingga masyarakat desa yang kini mulai aktif menggunakan layanan digital.