Akhirnya, Adila luluh dan setuju berangkat bersama Trian dan Lusi.
Sementara itu, di tempat lain, Rama masih belum bisa melupakan Adila.
Ia duduk termenung sambil memandangi foto lama mereka.
Dalam hatinya, Rama mengakui bahwa cintanya pada Adila belum padam.
Ia berjanji akan berusaha mendapatkan kembali hati perempuan itu.
Namun takdir mempertemukan mereka kembali di situasi tak terduga.
Saat Adila mengantar ayahnya, Pak Samsul, ke rumah sakit, ia bertemu dengan Rama yang kebetulan ada di sana.
Rama membantu proses administrasi dan bahkan menanggung semua biaya perawatan.
Adila sempat berterima kasih, tapi suasana berubah tegang ketika Trian datang dan mengetahui semuanya.
Petugas rumah sakit memberitahu bahwa biaya sudah dijamin oleh Rama.
Trian langsung tersulut emosi dan menegaskan bahwa Pak Samsul adalah tanggung jawabnya.
Rama menanggapinya dengan santai, bahkan sempat menyindir, “Harusnya kamu lebih cepat kalau memang mau bantu.”
Pertemuan itu pun berubah menjadi ajang adu ego antara dua pria yang sama-sama mencintai Adila.
Adila hanya bisa terdiam, tak tahu harus berpihak pada siapa.