• Selasa, 26 September 2023

Upaya OJK jaga stabilitas keuangan

- Rabu, 6 Juli 2022 | 09:41 WIB
Kantor Otoritas Jasa Keuangan Sulawesi Tenggara (OJK Sultra).  (Antara)
Kantor Otoritas Jasa Keuangan Sulawesi Tenggara (OJK Sultra). (Antara)

PURWAKARTA ONLINE - Kinerja intermediasi lembaga jasa keuangan terus meningkat dan berkontribusi terhadap berlanjutnya pemulihan ekonomi nasional.

Dinamika ekonomi global dan perkembangan geopolitik yang dilanda ketidakpastian terus menjadi perhatian pengampu otoritas keuangan di Indonesia, termasuk Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Beberapa indikator yang menjadi penyebab ketidakpastian itu adalah perekonomian global masih menghadapi tingkat inflasi yang persisten tinggi karena tekanan global supply chain akibat konflik Rusia-Ukraina dan lockdown di Tiongkok.

Tidak itu saja, inflasi global terus mengalami kenaikan telah mendorong bank sentral utama dunia untuk melakukan normalisasi kebijakan moneter yang lebih agresif sehingga pasar keuangan global kembali bergejolak.

Baca Juga: Persiapan Mimbar Sarasehan KTNA Kabupaten Purwakarta, KTNA dan Dispangtan lakukan koordinasi

Menurut Deputi Komisioner Hubungan Masyarakat dan Logistik OJK Anto Prabowo, di tengah ketidakpastian global, sejumlah indikator perekonomian dan kinerja sektor jasa keuangan dalam kerangka stabilitas sistem keuangan hingga Mei 2022 masih terjaga dengan baik.

“Hingga Mei 2022, kinerja intermediasi lembaga jasa keuangan terus meningkat dan berkontribusi terhadap berlanjutnya pemulihan ekonomi nasional di tengah meningkatnya vulnerability ekonomi global,” ujarnya Kamis (30/6/2022).

Moncernya kinerja intermediasi lembaga keuangan itu juga diperkuat dari hasil laporan Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) OJK pada Rabu (29/6/2022).

Yang menyebutkan fungsi intermediasi perbankan pada Mei 2022 tercatat naik, dengan kredit tumbuh 9,03 persen yoy didorong peningkatan pada kredit UMKM dan ritel.

Baca Juga: Daftar nama petinggi ACT, yang heboh disebut bergaji tinggi

Bila dibedah lebih lanjut, Anto Prabowo menambahkan, mayoritas sektor utama kredit dengan kenaikan terbesar terjadi pada sektor manufaktur sebesar 12,4 persen mtm dan sektor perdagangan 12,1 persen mtm.

OJK juga melaporkan, dari sektor industri keuangan nonbank (IKNB) penghimpunan premi sektor asuransi naik, masing-masing dari asuransi jiwa bertambah Rp13,1 triliun, serta asuransi umum bertambah Rp9,4 triliun.

Demikian pula dengan jasa keuangan fintech peer to peer (P2P) lending pada Mei 2022. Industri P2P lending mencatatkan pertumbuhan outstanding pembiayaan tumbuh 84,7 persen yoy.

Naik Rp1,49 triliun, dengan pembiayaan hingga Mei 2022 menjadi Rp40 triliun. Sementara itu, piutang pembiayaan tercatat tumbuh 4,5 persen yoy pada Mei 2022 Rp379 triliun.

Halaman:

Editor: Enjang Sugianto

Sumber: indonesia go id

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X