Secretary of Power Division of Bangladesh, Farzana Mamtaz, menilai Indonesia sebagai mitra energi yang dapat diandalkan.
"Permintaan energi kami terus meningkat, yang membutuhkan inovasi dalam negeri dan kemitraan internasional yang lebih kuat. Dalam konteks ini, Indonesia berdiri sebagai mitra, negara yang kaya akan sumber daya energi dan keahlian teknologi, serta sahabat terpercaya di Asia," katanya.
Baca Juga: Amalia Mutya Jadi Misteri! Viral di TikTok, Tapi Akun Medsos Asli Sulit Ditemukan
Batu Bara ke Energi Terbarukan
Meski batu bara jadi fondasi utama, kedua negara juga sepakat untuk memperluas kerja sama ke energi terbarukan.
Bangladesh telah meluncurkan Renewable Energy Policy 2025 dengan target 20 persen energi terbarukan pada 2030 dan 30 persen pada 2040.
Indonesia sendiri tengah mendorong bauran energi hijau, dengan kapasitas pembangkit nasional mencapai 105 GW per pertengahan 2025, di mana 15 persen berasal dari energi terbarukan.
Selain itu, Indonesia menawarkan kerja sama pengembangan SDM melalui Politeknik Energi dan Mineral Akamigas Cepu dan Politeknik Energi dan Pertambangan Bandung.
Baca Juga: Kemana Perginya Amalia Mutya? Video Lamanya Viral, Warganet Heboh Cari Akun Asli
Realitas Ekonomi dan Transisi Masa Depan
Meski dunia tengah gencar mendorong transisi energi, batu bara tetap menjadi urat nadi hubungan dagang Indonesia-Bangladesh.
Bagi Bangladesh, batu bara adalah sumber energi murah untuk mengejar kebutuhan listrik yang terus meningkat.
Bagi Indonesia, komoditas ini adalah penggerak ekonomi sekaligus pintu masuk memperluas kerja sama ke sektor energi bersih.
Pertemuan komite energi perdana ini menegaskan satu hal: meski masa depan energi ada pada terbarukan, batu bara tetap menjadi jembatan strategis dalam membangun sinergi dua negara.***