Data menunjukkan, transaksi lahan industri meningkat tajam di kawasan Subang, Karawang, hingga Batang.
Bahkan beberapa kawasan industri melaporkan keterisian mendekati penuh, memaksa pengembang membuka blok baru lebih cepat dari rencana.
Baca Juga: Kronologi Lengkap Pembunuhan Dea Permata Kharisma di Purwakarta, Drama Palsu Ade Mulyana Terbongkar
Magnet Demografi dan Stabilitas Politik
Menurut Mira Arifin, Country Head Bank of America untuk Indonesia, faktor demografi menjadi daya tarik tak terbantahkan.
“Indonesia punya tenaga kerja muda dan besar. Investor asing melihat ini sebagai modal penting untuk membangun skala bisnis,” ujarnya.
Selain itu, hubungan bilateral yang diperkuat oleh Presiden Prabowo Subianto menjadi jembatan strategis.
Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat investasi dari China dan Hong Kong naik 6,5% di semester I 2025, menembus Rp132 triliun.
Baca Juga: Sakit Hati Jadi Pemicu Ade Mulyana Bunuh Dea Permata Kharisma di Purwakarta
Tantangan di Balik Euforia
Namun, di balik peluang besar ini, ada tantangan yang tak bisa diabaikan: ketersediaan infrastruktur, regulasi yang jelas, dan kesiapan sumber daya manusia.
Para pengamat menilai, jika pemerintah tidak bergerak cepat, Indonesia bisa kehilangan momentum emas ini ke negara tetangga yang juga agresif menarik investor.***