Hujan Tak Henti, Petani Sayuran Purwakarta Hadapi Tantangan Besar: Banjir, Hama, dan Penyakit Mengintai

PURWAKARTA ONLINE – Hampir setiap hari, hujan deras mengguyur wilayah selatan Purwakarta, termasuk Kecamatan Bojong, Wanayasa, dan Kiarapedes.

Bagi petani sayuran seperti Adi Mulyadi (22), kondisi cuaca ini menjadi tantangan besar.

"Bertani di musim hujan seperti ini cukup menantang," ujarnya.

Adi, petani asal Kiarapedes, menjelaskan bahwa banjir, hama, penyakit, dan gulma menjadi kendala utama.

Baca Juga: Petani Sayuran Purwakarta Hadapi Tantangan Cuaca Ekstrem Jelang Ramadhan 2025

Hujan deras menyebabkan genangan air yang merusak tanaman, sementara sistem drainase yang kurang memadai memperparah kondisi.

"Tanaman bisa kebanjiran jika drainase tidak diperbaiki," tambahnya.

Tak hanya itu, air hujan yang bersifat asam merusak lapisan lilin pada daun, membuat tanaman rentan terhadap jamur, serangga, dan suhu dingin.

Kelembapan tinggi dan suhu hangat juga menciptakan kondisi ideal bagi pertumbuhan bakteri dan jamur patogen.

Baca Juga: Kapan Gaji ke-13 dan THR ASN 2025 Cair? Simulasi Besaran dan Jadwal Pencairannya

Padahal, beberapa jenis sayuran ditanam untuk memenuhi kebutuhan pasar selama Ramadhan dan Idul Fitri 2025.

Adi dan petani lainnya berupaya keras mengatasi tantangan ini dengan memilih varietas tanaman tahan genangan, memperbaiki drainase, dan mengendalikan hama menggunakan pestisida organik.

Berdasarkan pantauan PURWAKARTA ONLINE, prakiraan cuaca BMKG untuk wilayah Purwakarta pada 3 Maret 2025 menunjukkan suhu 22-28°C dengan hujan ringan hingga sedang dan kelembapan 72-99%. Petani pun harus terus waspada.***