Aripin menekankan bahwa promosi wisata tidak bisa hanya bergantung pada destinasi. Menurutnya, pelaku wisata juga perlu membangun personal branding.
“Sekarang era medsos. Kalau seseorang tidak aktif di media sosial, sering dianggap ‘mati’,” ujarnya berseloroh.
Ia mengajak peserta kelas menulis untuk mengenali jati diri dan peran mereka dalam kehidupan.
“Kamu mau dikenal sebagai apa? Apa tugasmu dalam hidup ini? Dari situ kita bisa tahu bagaimana cara berkontribusi untuk daerah,” tambahnya.
Baca Juga: Apa Kabar Program MBG? Purwakarta Waspada Makanan Basi, Pusat Masih Sibuk Debat Menu
Wisata Purwakarta, Berbasis Budaya dan Kearifan Lokal
Bagi Aripin, arah pengembangan wisata Purwakarta tetap berakar pada budaya dan kearifan lokal.
“Purwakarta itu lengkap. Ada alam, sejarah, dan kuliner. Tapi yang sering terlupakan adalah kemasan ceritanya. Kalau bisa dikemas dengan narasi yang kuat, wisata kita bisa menyaingi destinasi besar di Jawa Barat,” tegasnya.
Ia juga mendorong generasi muda untuk aktif mengangkat potensi daerah melalui konten kreatif di media sosial.
“Anak muda harus jadi duta wisata digital. Tunjukkan keindahan Purwakarta dari sudut pandangmu sendiri,” katanya.
Baca Juga: Dugaan Pencemaran Lingkungan PT Prima Iljo Purwakarta, Warga Cilandak Resah
Pemerintah Dukung Infrastruktur Wisata
Bendahara Pokdarwis, Anis Kusmiati, turut menambahkan bahwa pemerintah daerah sangat mendukung sektor wisata, baik pada masa Bupati Dedi Mulyadi (2008–2018) maupun Bupati Saepul Bahri Binzein saat ini.
“Pak Binzein baru tujuh bulan menjabat, tapi sudah terlihat perhatiannya terhadap infrastruktur. Jalan menuju objek wisata diperbaiki, bahkan kalau statusnya bukan jalan kabupaten, tetap diupayakan,” jelas Anis.
Ia menilai kebijakan itu mempermudah pengelola wisata dalam mengembangkan kawasan tanpa terkendala akses.