Tak hanya di Kebun Binatang Bandung, praktik serupa juga terjadi di destinasi wisata lainnya.
Baca Juga: NETA Siap Lebaran! Mudik Aman dan Nyaman dengan Mobil Listrik NETA, Layanan 24 Jam Siap Siaga
@ratihsalimthamara mengeluhkan biaya parkir sebesar Rp150 ribu di Kawah Putih karena plat nomor kendaraannya berasal dari luar daerah.
Sementara itu, @jackalfarez menyoroti keuntungan besar yang didapat oleh para juru parkir tanpa modal.
“Emang enak tukang parkir itu...banyak yg bilang 2000 tdk membuatmu miskin, tp buat kang parkir kaya. Gak modal, tp dpt untung banyak,” tulisnya.
Pemerintah Diminta Segera Bertindak
Maraknya keluhan ini membuat netizen berharap pemerintah daerah segera turun tangan.
Baca Juga: Kronologi Lengkap Pengeroyokan Remaja di Situ Wanayasa
Praktik pungli dan premanisme di tempat parkir dinilai telah meresahkan masyarakat dan merusak citra Kota Bandung sebagai destinasi wisata yang nyaman.
Sejauh ini, belum ada tanggapan resmi dari Pemerintah Kota Bandung maupun Pemprov Jawa Barat terkait viralnya kasus ini.
Namun, tuntutan untuk menertibkan praktik pungli dan premanisme di tempat parkir semakin menguat.
Masyarakat berharap langkah tegas dari Walikota Bandung dan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, untuk mengatasi masalah ini.
Baca Juga: BYD Sealion 7 Jadi Primadona di IIMS 2025, Catat Rekor Penjualan Mencengangkan!
Dampak terhadap Pariwisata Bandung
Kasus ini bukan hanya sekadar masalah biaya parkir, tetapi juga menyangkut citra Kota Bandung sebagai destinasi wisata.