Menelusuri Jejak Suku Dayak Kenyah di Kalimantan: Kekayaan Budaya dan Alam yang Menakjubkan

Selamat datang di PurwakartaOnline.com, teman-teman pembaca setia! Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas tentang suku Dayak Kenyah di Kalimantan, sebuah suku yang kaya akan budaya dan alam yang memukau. Yuk, kita simak ceritanya!

Suku Dayak Kenyah: Asal Usul dan Perjalanan

Suku Dayak Kenyah merupakan bagian dari rumpun Kenyah-Kayan-Bahau yang berasal dari dataran tinggi Usun Apau, daerah Baram, Sarawak. Mereka bergerak menuju wilayah Kabupaten Malinau, Kalimantan Timur melalui sungai Iwan di Sarawak.

Perjalanan mereka terpecah dua, sebagian menuju daerah Apau Kayan yang sebelumnya ditempati suku Kayan, dan sebagian lainnya menuju daerah Bahau.

Perjalanan panjang ini akhirnya membawa mereka ke daerah Mahakam, dan sebagian suku Dayak Kenyah menetap di Kampung Pampang Samarinda Utara, Samarinda, sementara sebagian lagi bergerak menuju Tanjung Palas. Menariknya, suku Kenyah juga menjadi salah satu dari 2,4% penduduk di Kutai Barat.

Kekayaan Seni dan Budaya Suku Dayak Kenyah

Seni budaya suku Dayak Kenyah begitu halus dan menarik, menghiasi banyak bangunan di Kalimantan Timur. Tak hanya seni ukiran, tetapi juga tarian dan cara hidup mereka yang mempesona.

Ragam seni hias dari suku Kenyah menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan yang berkunjung ke daerah ini.

Petualangan di Pedalaman Sungai Mahakam

Kalimantan Timur menyimpan banyak potensi alam dan budaya yang unik, khususnya di pedalaman Sungai Mahakam. Bagi para pecinta petualangan, perjalanan ke Mahakam Ulu dan Kutai Barat akan memberikan pengalaman tak terlupakan. Beberapa hal menarik yang bisa ditemukan di sini antara lain:

Tradisi Memanjangkan Daun Telinga:

Salah satu tradisi yang menarik perhatian adalah memanjangkan daun telinga, yang menjadi ciri khas suku Dayak Benuaq. Tradisi ini menjadi simbol keanggunan dan keindahan dalam pandangan suku tersebut.

Patung-Patung Kematian Dayak Benuaq:

Uniknya, suku Dayak Benuaq memiliki patung kematian yang dipercaya menjadi tempat tinggal roh nenek moyang. Patung-patung ini menjadi bagian penting dalam upacara adat mereka.