Dokter Aulia Risma Lestari Meninggal, Keluarga Menyatakan Almarhumah Punya Riwayat Saraf Kejepit

PURWAKARTA ONLINE, Semarang - Tragedi kematian dokter muda Aulia Risma Lestari yang ditemukan tewas di kosnya di Semarang telah menimbulkan spekulasi yang menggegerkan publik.

Banyak yang menduga bahwa Aulia, yang merupakan mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi di Universitas Diponegoro (Undip), mengakhiri hidupnya akibat tekanan perundungan yang dialaminya selama menempuh studi.

Namun, keluarga Aulia melalui kuasa hukumnya, Susyanto SH MH, secara tegas membantah kabar tersebut, menyatakan bahwa almarhumah meninggal bukan karena bunuh diri, melainkan akibat kondisi kesehatannya.

Penyelidikan Berlanjut: Dugaan Perundungan dan Bukti Buku Diary

Pihak kepolisian masih terus melakukan penyelidikan mendalam untuk mengungkap fakta di balik kematian tragis ini.

Salah satu barang bukti yang ditemukan di lokasi kejadian adalah buku diary milik Aulia.

Di dalam catatan harian tersebut, Aulia menuliskan keluh kesah dan rasa sakit yang dialaminya, termasuk perasaan tertekan dan tidak sanggup melanjutkan beban yang harus ditanggung setiap hari.

Catatan tersebut memunculkan dugaan bahwa Aulia mungkin mengalami tekanan psikis yang berat, namun belum dapat dipastikan apakah hal tersebut berkaitan langsung dengan perundungan yang disebut-sebut menjadi pemicu tindakan nekat tersebut.

Polisi masih terus mendalami temuan ini, termasuk memeriksa rekaman CCTV dan mengumpulkan keterangan dari berbagai saksi, termasuk pemilik kos dan rekan-rekan Aulia.

Baca Juga: Tragis! Dokter Aulia PPDS di RSUP Kariadi Semarang Diduga Bunuh Diri, Tersiksa oleh Perundungan dan Tekanan

Keluarga Membantah Dugaan Bunuh Diri

Keluarga Aulia, melalui kuasa hukumnya, menolak klaim bahwa Aulia meninggal dunia karena bunuh diri.

Mereka menyatakan bahwa almarhumah memiliki riwayat penyakit saraf kejepit yang seringkali menimbulkan rasa sakit luar biasa ketika kelelahan.

Menurut keluarga, kondisi ini bisa saja memicu tindakan darurat yang tidak disengaja, seperti menyuntikkan obat anestesi yang berujung pada overdosis.