PurwakartaOnline.com - CEO Tesla, Elon Musk, telah meluncurkan produk terbaru dalam dunia kecerdasan buatan yang dinamakan "Grok" pada Sabtu, 4 November 2023. Produk ini menjadi sorotan seiring dengan pembentukan startup kecerdasan buatan x AI yang dimiliki oleh Elon Musk.
Tujuan utama dari peluncuran Grok adalah untuk membantu dalam mencapai pemahaman yang lebih mendalam. Model ini dirancang dengan "sifat pemberontak" yang membuatnya berbeda dari kebanyakan kecerdasan buatan lainnya.
Grok ditawarkan kepada pengguna sebagai bagian dari paket X Premium dengan biaya langganan sebesar USD 16 per bulan. Sebuah langganan yang memberikan akses eksklusif kepada model AI ini.
Baca Juga: Cara Cek Undangan Pernikahan Asli atau Modus Penipuan: Waspada dengan APK Undangan Digital!
Menurut informasi yang kami kutip dari laman The Street, model Grok memiliki keunggulan besar, yaitu akses ke data Twitter secara real-time. Hal ini menjadikannya unggul dalam memberikan informasi terkini dibandingkan dengan model kecerdasan buatan lainnya.
Elon Musk sendiri memberikan pernyataan bahwa Grok adalah yang terbaik yang ada saat ini. Namun, ada juga pandangan yang berbeda dari beberapa pakar. Dr. Noah Giansiracusa, seorang ahli dalam bidang kecerdasan buatan, melihat Grok sebagai sensasi belaka dan tidak lebih dari contoh lain dari artificial intelligence. Menurutnya, banyak hype dan pemasaran yang mengelilingi Grok seolah-olah tidak memiliki inovasi nyata.
Meskipun Grok memiliki akses ke informasi terkini, Giansiracusa menunjukkan kekhawatiran tentang bagaimana hal ini dapat memengaruhi pemahaman pengguna terhadap peristiwa terkini. Ia khawatir bahwa dengan memasarkan Grok sebagai alat yang memiliki lebih banyak informasi terkini daripada chatbot lainnya, hal ini bisa membuat pengguna percaya informasi yang diberikan oleh Grok lebih dapat diandalkan daripada kenyataannya.
Baca Juga: Nisa Kinderflix, Kecantikannya Mengundang Komentar Bernada Pelecehan Seksual
Grok juga disebut sebagai saingan dari ChatGPT Open AI, Bard dari Google, Claude Anthropic, dan A.I text generators lainnya. Hal ini menunjukkan potensi besar yang dimiliki Grok dalam menghadapi para pesaingnya dalam dunia kecerdasan buatan.
Namun, yang membedakan Grok dari yang lain adalah sifatnya yang pemberontak. Produk ini terinspirasi dari novel fiksi ilmiah komedi karya Douglas Adams, "The Hitchhiker's Guide to the Galaxy." Grok dirancang untuk menjawab pertanyaan dengan sedikit kecerdasan dan memberikan pengetahuan dunia secara real-time kepada penggunanya.
Elon Musk membandingkan Grok dengan model bahasa GPT-4 terbaru OpenAI dan menunjukkan keunggulan Grok dalam memberikan informasi terkini. Grok memiliki akses ke informasi terkini, sementara model GPT-4 hanya memiliki akses hingga September 2021. Ini membuat Grok menjadi pilihan yang lebih baik untuk menjawab pertanyaan tentang peristiwa terkini.
Dalam istilah, "Grok" sendiri memiliki arti mendalam dalam memahami sesuatu. Istilah ini diciptakan oleh Robert A. Heinlein dalam novel fiksi ilmiahnya pada tahun 1961, "Stranger in a Strange Land." Menurut kamus Bahasa Inggris, "Grok" berarti "memahami secara intuitif atau dengan empati" dan "memahami secara mendalam dan intuitif" menurut kamus Merriam-Webster.
Sebagai penutup, Grok adalah langkah baru dalam perjalanan pengembangan kecerdasan buatan yang dibuat oleh Elon Musk. Produk ini menjadi sorotan karena sifatnya yang pemberontak dan kemampuannya untuk memberikan informasi terkini kepada penggunanya. Meskipun masih dalam tahap pengujian beta, Grok diharapkan akan menjadi salah satu model kecerdasan buatan terkemuka dalam waktu dekat. Tunggu berita selanjutnya tentang perkembangan Grok yang menarik ini!***