PURWAKARTA ONLINE – Di tengah gemilangnya peradaban Islam abad ke-9, lahir seorang pemikir brilian bernama Abu Yusuf Ya'qub bin Ishaq Al-Kindi.
Ia bukan hanya dikenal sebagai ilmuwan, tapi juga sebagai filsuf Muslim pertama yang berhasil menjembatani pemikiran Yunani dan Islam.
Al-Kindi berasal dari keluarga bangsawan Arab suku Kindah.
Sejak muda, ia mencintai ilmu pengetahuan dan menunjukkan keberanian luar biasa dalam berpikir terbuka.
Pada masa itu, filsafat asing seperti Yunani sering kali dianggap berbahaya bagi keyakinan umat Islam.
Namun Al-Kindi menempuh jalan berbeda.
Ia mempelajari, menerjemahkan, dan menyesuaikan karya-karya besar seperti Aristoteles dan Plotinos ke dalam bahasa Arab.
Tujuannya bukan hanya sekadar penerjemahan, tapi menjadikannya selaras dengan nilai-nilai Islam.
Kontribusinya tidak hanya memperkaya khazanah pemikiran Islam, tetapi juga membuka pintu bagi generasi ilmuwan setelahnya.
Al-Kindi membuktikan bahwa peradaban Islam mampu bersanding dengan warisan intelektual dunia.
Karena peran pentingnya itu, Al-Kindi dikenal sebagai Bapak Filsafat Islam.
Pemikirannya menjadi jembatan awal kemajuan ilmu pengetahuan dalam dunia Islam yang kemudian berkembang pesat di era sesudahnya.***