Yenny Wahid, Kisah Wartawan yang Hadapi Todongan Senjata ABRI Saat Meliput Reformasi 1998

PURWAKARTA ONLINE - Yenny Wahid, putri kedua Gus Dur, dikenal sebagai wartawan yang tak kenal takut.

Saat meliput atmosfer Jakarta yang mencekam menjelang Reformasi 1998, ia bahkan pernah ditodong senjata oleh oknum anggota ABRI yang berusaha mensterilkan jalan lingkar Trisakti.

Pengalaman ini menjadi salah satu momen paling berkesan dalam karir jurnalistiknya.

Sebagai wartawan, Yenny tidak hanya meliput konflik di Timor Timur dan Aceh, tetapi juga terlibat dalam peliputan peristiwa-peristiwa kritis di Jakarta.

Baca Juga: Keputusan Berani Bojan Hodak, Persib Malah Kebobolan Tiga Gol

Saat itu, situasi politik Indonesia sedang memanas, dan Yenny berada di garis depan untuk melaporkan perkembangan terkini.

Keberaniannya dalam menghadapi risiko fisik dan tekanan mental menunjukkan dedikasi yang luar biasa terhadap profesi jurnalistik.

Meski karir jurnalistiknya tidak berlangsung lama, pengalaman Yenny sebagai wartawan memberikannya perspektif yang unik dalam menjalani peran-peran selanjutnya, termasuk sebagai Staf Khusus Presiden Gus Dur.

Kisahnya menjadi bukti bahwa keberanian dan integritas adalah kunci untuk sukses di bidang apa pun.

Baca Juga: Bu Guru Salsa Buka Suara, Saya Tertipu dan Mohon Maaf kepada Semua Pihak

Yenny Wahid tidak hanya mewarisi semangat ayahnya dalam memperjuangkan demokrasi, tetapi juga membuktikan bahwa ia adalah sosok yang mandiri dan berani.

Kisahnya sebagai wartawan yang menghadapi todongan senjata ABRI tetap dikenang sebagai bagian dari sejarah jurnalistik Indonesia yang penuh tantangan.***