Ditulis Oleh Laili Badriah, Siswi Madrasah Aliyah YPMI Wanayasa, Peserta Kelas Menulis Purwakarta Online Academy (POA)
PURWAKARTA ONLINE - Gubernur Jawa Barat Kang Dedi Mulyadi mengeluarkan imbauan bagi seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN), pelajar, dan masyarakat Jawa Barat untuk ikut dalam Gerakan Rereongan Poe Ibu, yaitu berdonasi Rp 1.000 per hari.
Program ini dimaksudkan untuk menumbuhkan kembali semangat gotong royong dan solidaritas sosial khas masyarakat Sunda.
Melalui iuran kecil yang dilakukan secara sukarela, dana akan dikumpulkan guna membantu warga yang membutuhkan, terutama di bidang pendidikan, kesehatan, dan bantuan sosial.
Makna Gerakan Rereongan Poe Ibu
Menurut Kang Dedi, gagasan ini lahir dari pengalamannya di kampung halaman, di mana masyarakat terbiasa patungan kecil untuk membantu warga yang tertimpa musibah.
Gerakan tersebut dikenal dengan istilah rereongan, yang berarti saling membantu tanpa pamrih.
“Dari seribu rupiah sehari, kalau dikalikan jutaan orang, nilainya besar sekali. Tapi yang lebih penting bukan nominalnya, melainkan rasa kebersamaan dan gotong royongnya,” ujar Kang Dedi dalam konferensi pers di Gedung Sate, Bandung.
Ia menegaskan, donasi ini bersifat sukarela, bukan kewajiban. Warga yang tidak mampu atau tidak ingin berpartisipasi tidak akan dikenai sanksi apa pun.
Dana yang terkumpul nantinya akan dikelola secara transparan di tingkat desa, kelurahan, atau kecamatan, dengan pengawasan bersama antara masyarakat dan pemerintah daerah.
Gerakan ini dituangkan dalam Surat Edaran Gubernur Jawa Barat Nomor 149/PMD.03.04/KESRA tertanggal 1 Oktober 2025, yang ditujukan kepada bupati, wali kota, kepala dinas, serta lembaga pendidikan di seluruh Jawa Barat.
Ragam Tanggapan Masyarakat
Program donasi ini menimbulkan berbagai tanggapan di kalangan masyarakat dan DPRD Jawa Barat.
Sebagian pihak menyambut positif, karena dinilai dapat memperkuat empati sosial dan menjadi solusi kreatif untuk membantu sesama tanpa mengandalkan anggaran pemerintah semata.