Sekolah Sepak Bola (SSB) Kiara Putra ikut terbentuk, peluang wisata muncul, dan aktivitas ekonomi di sekitar lapangan mulai meningkat.
Pendamping Lokal Desa (PLD), Enjang Sugianto, menyebut pembangunan ini tidak terjadi begitu saja.
“Semua diputuskan dalam Musdes. Partisipasi masyarakat dan keberanian Kepala Desa jadi kunci. Setelah lapang ini populer, potensi lain ikut bermunculan,” ungkapnya.
Selain lapangan, tim Monev juga mengecek program Ayam Petelur BUMDes Kiara Mandiri, PKTD pembukaan jalan, Posyandu, dan pembangunan lainnya.
Usaha ayam petelur mencatat hasil baik dan direncanakan terus dikembangkan.
Dengan status Desa Mandiri, Kiarapedes sempat memperoleh tambahan Dana Desa pada 2024 sesuai KMK 352/2024.
Baca Juga: Kesaksian Sahabat: Perjalanan Hijrah Gary Iskak Sebelum Meninggal karena Kecelakaan Motor
Untuk 2025, alokasi Dana Desa mengacu pada PMK 108/2024 yang mengatur penggunaan prioritas seperti ketahanan pangan, penanganan kemiskinan, hingga desa digital.
Kini, Panca Waluya bukan hanya lapangan, tetapi ruang publik baru.
Jogging track di area lapangan selalu penuh setiap akhir pekan.
“Gratis. Sabtu-Minggu ramai sekali, bukan hanya warga sini,” kata Eden.
Baca Juga: Meesho ke Aequs: Intip 3 Masalah Motherboard, 8 IPO UKM, dan 6 Listing yang Masuk Radar
Perpaduan visi desa, partisipasi masyarakat, dan penggunaan Dana Desa yang tepat sasaran menjadikan Kiarapedes contoh sukses pembangunan desa di Purwakarta.***