PURWAKARTA ONLINE, Jakarta - Sektor pertanian kembali menjadi motor utama ekspansi UMKM pada Q3-2025.
BRI mencatat bahwa produktivitas petani meningkat tajam berkat harga input yang stabil dan musim kemarau basah yang mendorong hasil panen.
Dalam laporan Indeks Bisnis UMKM yang dirilis BRI Research Institute, nilai indeks untuk keseluruhan UMKM berada di level 101,9, menandakan aktivitas bisnis masih berada dalam zona ekspansif.
Menurut Direktur Micro BRI, Akhmad Purwakajaya, kombinasi faktor alam dan ekonomi membuat petani berada dalam posisi yang lebih menguntungkan tahun ini.
Baca Juga: Heboh Komet 3I/ATLAS Dikaitkan Teknologi Alien, Begini Penjelasan Ilmiahnya untuk Publik
“Cuaca kondusif dan harga barang input yang stabil membuat produktivitas pertanian meningkat signifikan,” ujarnya.
Petani padi dan hortikultura menjadi kelompok yang paling merasakan dampak positif musim kemarau basah.
Kondisi ini membuat risiko gagal panen berkurang, sementara kualitas hasil panen cenderung meningkat.
Tak hanya dari sisi produksi, harga jual komoditas pertanian juga mengalami kenaikan.
Baca Juga: 5 Fenomena Langit Desember 2025: Supermoon, Dua Hujan Meteor, hingga Komet Langka 3I/ATLAS
Lonjakan harga ini mendorong kenaikan omzet bagi UMKM yang bergerak pada bidang pertanian dan pengolahan hasil panen.
Indeks Sentimen UMKM naik ke level 111,9, menunjukkan mayoritas pelaku usaha menilai kondisi bisnis membaik.
Hal ini juga selaras dengan Indeks Ekspektasi Bisnis yang naik menjadi 120,7, mencerminkan optimisme kuat memasuki Q4-2025.
Meski beberapa sektor seperti industri pengolahan dan perdagangan mengalami tekanan akibat kenaikan harga barang dagangan, sektor pertanian tetap menjadi penopang yang menjaga indeks UMKM tetap di atas 100.