Ruwat Bumi, Budaya Leluhur yang Terpelihara di Desa Garokgek Purwakarta

photo author
- Selasa, 18 Juli 2023 | 16:23 WIB
Kades Parakan Garokgek Mulyana. Ruwat Bumi terpelihara sebagai budaya warga desa Parakan Garokgek Kecamatan Kiarapedes Kabupaten Purwakarta  (Foto: Purwakarta Online/Enjang Sugianto)
Kades Parakan Garokgek Mulyana. Ruwat Bumi terpelihara sebagai budaya warga desa Parakan Garokgek Kecamatan Kiarapedes Kabupaten Purwakarta (Foto: Purwakarta Online/Enjang Sugianto)

PurwakartaOnline.com - Selamat datang di Desa Garokgek, sebuah desa yang menjaga dengan erat tradisi leluhur mereka melalui acara Ruwat Bumi yang diadakan setiap tahun pada bulan Muharram. Artikel ini akan mengupas lebih dalam tentang kegiatan Ruwat Bumi, betapa kompaknya warga desa dalam mengadakannya, serta makna penting di balik perayaan ini.

Ruwat Bumi adalah sebuah tradisi turun-temurun yang terpelihara dengan baik di Desa Garokgek, Purwakarta. Diadakan setiap tahun pada bulan Muharram, acara ini merupakan ungkapan syukur warga atas berkah pertanian dan kehidupan yang subur di bumi mereka. Warga desa dengan penuh kekompakan membiayai sendiri acara ini, menunjukkan rasa kebersamaan dan kecintaan mereka terhadap warisan budaya nenek moyang.

Ruwat Bumi di Desa Garokgek

Menurut Kades Parakan Garokgek, Mulyana, Ruwat Bumi adalah salah satu acara paling dinanti-nantikan oleh warga Desa Garokgek. Perayaan ini diadakan di enam titik berbeda, mencakup setiap wilayah RT dan dusun. Rencananya, tahun ini Ruwat Bumi akan digelar pada tanggal 21 Muharram 1444 Hijriah, yang bertepatan dengan tanggal 8 Agustus 2023, di dusun 1 Desa Parakan Garokgek.

Penentuan waktu pelaksanaan Ruwat Bumi melibatkan musyawarah antara sesepuh lembur atau ketua adat setempat dengan warga desa. Setelah mencapai kesepakatan, panitia ditunjuk untuk menyelenggarakan acara dengan lancar.

Ritual dan Makna

Acara Ruwat Bumi diawali dengan ritual tumbal potong kambing sebagai bentuk persembahan kepada leluhur dan penjaga bumi. Kemudian, warga membawa tumpeng yang merupakan simbol keberlimpahan hasil bumi dan dimakan bersama-sama sebagai wujud kebersamaan dan berbagi dalam komunitas.

Malam harinya, hiburan tradisional wayang golek disajikan dengan kesenangan tertentu bagi seluruh warga. Dalang ternama, Wawan Dede Amung Sutarya, akan memukau penonton dengan cerita pewayangan yang sarat dengan pesan moral dan kearifan lokal.

Partisipasi dari Disporaparbud Kabupaten Purwakarta

Dalam kegiatan Ruwat Bumi tahun ini, Disporaparbud Kabupaten Purwakarta juga diundang untuk ikut serta. Kehadiran instansi ini memberikan apresiasi atas upaya pelestarian budaya yang dijalankan oleh warga Desa Garokgek. Selain itu, partisipasi dari pihak eksternal ini juga dapat memberikan dukungan dalam mempromosikan dan melestarikan tradisi Ruwat Bumi ke tingkat yang lebih luas.

Ruwat Bumi adalah contoh nyata bagaimana tradisi leluhur dapat dijaga dan dilestarikan dengan baik oleh sebuah komunitas yang kompak. Di Desa Garokgek, perayaan ini menjadi momen berharga untuk menyatukan warga dalam ungkapan syukur atas berkah dan kesuburan yang diberikan oleh bumi. Semoga, dengan partisipasi dari berbagai pihak, tradisi Ruwat Bumi akan terus hidup dan berkembang, menginspirasi generasi mendatang untuk tetap mencintai dan menjaga budaya leluhur mereka.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Enjang Sugianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X