Tahun 1300-an Prabu Siliwangi Dikejar Pasukan Mataram, berpencar, kini sisanya ada di Ciptagelar!

PURWAKARTA ONLINE - Meski masih diragukan oleh sebagian pihak, terdapat bukti sejarah yang kuat bahwa warga Kasepuhan Ciptagelar memiliki kaitan erat dengan Raja Pajajaran, Prabu Siliwangi.

Situs peninggalan Kerajaan Pajajaran di kampung Pangguyangan yang berdekatan dengan desa tersebut menjadi bukti kuat bahwa warga Kasepuhan Ciptagelar berasal dari pengikut dan keturunan Kerajaan Pajajaran yang melarikan diri pada masa kejaran Kerajaan Mataram.

Pada sekitar tahun 1300, Prabu Siliwangi dan pengikutnya mencoba melarikan diri ke Pulau Christmas melalui Pantai Tegal Buleud, namun gagal karena ombak Samudra Hindia yang pasang.

Baca Juga: Inilah kenapa Cowok pas PDKT banyak banget uangnya!

Akhirnya, Prabu Siliwangi meminta pengikutnya untuk mencari jalan masing-masing untuk menyelamatkan diri dari kejaran Kerajaan Mataram.

Sebagian besar pengikut dan keturunan Prabu Siliwangi akhirnya berpencar, termasuk yang melarikan diri ke Urug, Citorek, Sirna Rasa, Ciganas, dan ada pula yang lari ke arah utara pantai Tegal Buleud.

Desa Ciptagelar didirikan oleh penduduk pindahan dari desa Ciptarasa, yang dipindahkan oleh Abah Anom setelah menerima wangsit atau mimpi dari leluhurnya.

Baca Juga: Pedang Sanghyang Borosngora, yang terkait Sayidina Ali bin Abi Thalib da Nabi Muhammad SAW!

Kepindahan kampung adat ini merupakan bentuk kesetiaan dan kepatuhan kepada leluhur, dan nama Ciptagelar sendiri diambil dari nama Abah Anom (Sucipta) dan arti kata gelar yang berarti terbuka atau pasrah.

Sejarah Kasepuhan Ciptagelar yang erat kaitannya dengan Prabu Siliwangi dan Kerajaan Pajajaran menjadi nilai sejarah yang penting untuk dilestarikan.

Bagi masyarakat lokal dan wisatawan, mengenal sejarah dan tradisi setempat menjadi hal yang menarik dan mengedukasi.

Baca Juga: Bagaimana kita mengenali seorang psikopat yang ada di sekeliling kita?

Oleh karena itu, penting untuk terus melestarikan dan mempromosikan sejarah dan budaya lokal untuk meningkatkan kepedulian dan apresiasi terhadap warisan budaya yang ada.***