Mark Zuckerberg Sesalkan Tekanan Pemerintah Biden Mengenai Sensor!

PURWAKARTA ONLINE — Ketika kamu berpikir tentang CEO Meta, Mark Zuckerberg, apa yang terlintas di pikiranmu?

Silicon Valley yang glamour atau sosok kontroversial dengan kebijakan yang penuh pertanyaan?

Kali ini, Zuckerberg mengejutkan dunia dengan pengakuan yang mengejutkan, mengungkapkan penyesalan mendalam tentang kebijakan censorship selama pandemi COVID-19.

Berita ini langsung menjadi perbincangan hangat, terutama di kalangan Gen Z yang sangat peka terhadap isu kebebasan berbicara dan transparansi.

Keterlibatan Pemerintah Biden: Apakah Ada Agenda Tersembunyi?

Dalam surat terbuka kepada Rep. Jim Jordan (R-Ohio), ketua Komite Kehakiman Rumah Tangga AS, Zuckerberg mengungkapkan fakta mengejutkan bahwa selama pandemi, pihak Gedung Putih secara aktif mendorong Meta untuk “menyensor” berbagai konten terkait COVID-19.

Bukan hanya informasi medis, tetapi juga humor dan satire yang dianggap berisiko.

Baca Juga: Pilgub Jakarta, Adian Napitupulu: PDIP Tak Bisa Diintimidasi, Tak Bisa Dibeli!

Zuckerberg mengklaim bahwa tekanan ini sangat mengganggu timnya dan mereka merasa frustrasi karena tidak bisa memenuhi tuntutan tersebut.

“Tekanan dari pemerintah ini sangat salah, dan kami menyesal tidak lebih vokal tentang hal ini,” kata Zuckerberg dalam suratnya.

“Kami tidak seharusnya mengkompromikan standar konten kami karena tekanan dari administrasi manapun, dan kami siap untuk menolak jika situasi ini terulang.”

Gedung Putih: Perlindungan Kesehatan atau Pembatasan Kebebasan?

Sebagai tanggapan, Gedung Putih mengklaim bahwa mereka hanya mendorong tindakan “bertanggung jawab untuk melindungi kesehatan dan keselamatan publik” selama puncak pandemi.

“Posisi kami jelas: kami percaya perusahaan teknologi harus mempertimbangkan dampak tindakan mereka pada masyarakat, sambil membuat keputusan independen mengenai informasi yang mereka sajikan,” ungkap Gedung Putih.