Ini bukan kejadian pertama yang memperburuk citra mobil listrik di tanah air.
Suku Cadang Minim, Layanan After Sales Bikin Pusing
Kasus lain dialami Indra Nurzam Chalik Anwar, pemilik Hyundai Ioniq 5 asal Bekasi.
Mobil listrik senilai Rp 722 juta hingga Rp 1,02 miliar ini rusak akibat banjir bandang Maret 2025.
Baca Juga: Aghniny Haque Terkunci di Kamar Mandi 40 Menit Saat Syuting Film Horor Selepas Tahlil, Ada Apa?
Indra mendapati layanan after sales Hyundai jauh dari harapan.
Dari 18 suku cadang yang dibutuhkan, hanya dua yang tersedia.
Mobilnya tak kunjung diperbaiki, namun cicilan Rp 15 juta per bulan tetap harus dibayar.
Karena mobil tidak bisa digunakan, Indra harus naik transportasi umum untuk ke tempat kerjanya di tiga rumah sakit.
Biaya membengkak, sementara kepastian perbaikan tak jelas.
Baca Juga: Keluhan Vario 160 Berkarat Viral, Netizen Pertanyakan Kualitas Sepeda Motor Honda
Kejadian ini menunjukkan bahwa meski teknologinya canggih, layanan purna jual mobil listrik di Indonesia masih jauh dari memuaskan.
Risiko Limbah Baterai dan Penurunan Harga Jual
Tak hanya itu, potensi limbah baterai juga menjadi masalah besar.
Baterai mobil listrik mengandung bahan berbahaya yang perlu dikelola dengan benar.