Infrastruktur dan Baterai Masih Jadi PR Besar
Kendala lain adalah minimnya infrastruktur pengisian daya.
Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) masih jarang, apalagi di luar kota besar.
Akibatnya, pemilik mobil listrik khawatir soal jarak tempuh dan ketersediaan tempat isi ulang, terutama untuk perjalanan jauh.
Daya tahan baterai juga masih jadi sorotan.
Baca Juga: Gol-gol Dong-Gyeong, Joo Min‑Kyu, Kim Ju‑Sung Hancurkan China 3-0 – EAFF 2025 Eksklusif
Mobil listrik memerlukan waktu pengisian yang jauh lebih lama ketimbang mobil bensin.
Dalam kondisi cuaca ekstrem, performa baterai bisa menurun drastis.
Ironisnya, meski mobil listrik disebut ramah lingkungan, sumber listrik untuk pengisian baterai sebagian besar masih berasal dari energi fosil.
Ini menimbulkan tanda tanya soal seberapa besar dampak positif mobil listrik terhadap lingkungan.
Risiko Keamanan: Dari Terbakar Hingga Meledak
Keamanan mobil listrik ikut dipertanyakan setelah insiden mobil listrik terbakar di Bandung viral di media sosial.
Baca Juga: Kepercayaan Investor Global Menguat, JP Morgan Borong Saham BBRI di Tengah Transformasi BRI
Peristiwa terjadi di Jalan Soekarno Hatta, Bandung, Jawa Barat, Sabtu, 5 Juli 2025, sekitar pukul 19.30 WIB.
Mobil tiba-tiba meledak dan terbakar, memicu kekhawatiran publik akan keamanan dan kualitas mobil listrik di Indonesia.