Kasus ini memperlihatkan bahwa layanan purna jual mobil listrik di Indonesia, khususnya merek ternama sekalipun, masih memiliki banyak kekurangan.
Padahal, Hyundai Ioniq 5 dipasarkan dengan harga fantastis, mulai dari Rp 722 juta hingga Rp 1,02 miliar.
Spesifikasi Canggih Tidak Menjamin Kepuasan
Secara teknis, baik BYD Seal tipe Premium maupun Performance hadir dengan baterai Blade LFP berkapasitas 82,56 kWh.
Baca Juga: Arbil Asahan Si Idola Baru D'Academy 7, Dapat Golden Ticket dan Didukung Bupati Asahan!
Tipe Premium mampu menjangkau 650 km, sedangkan tipe Performance sejauh 580 km.
Keduanya juga dibekali teknologi pengisian daya cepat hingga 150 kW.
Untuk urusan tenaga, tipe Performance mampu menyemburkan 523 HP dengan akselerasi 0-100 km per jam dalam 3,8 detik.
Sementara tipe Premium memiliki daya 308 HP dan akselerasi 5,9 detik.
Baca Juga: Cair! Begini Cara Cek BSU 2025 lewat BPJS Ketenagakerjaan dan Pastikan Uang Bansosmu Masuk
Namun, sehebat apapun spesifikasi teknisnya, jika keamanan dipertanyakan, kualitas diragukan, dan layanan after sales amburadul, konsumen tetap merasa was-was.
Harapan dan Tantangan Mobil Listrik di Indonesia
Pemerintah Indonesia tengah mendorong adopsi mobil listrik sebagai bagian dari transisi menuju kendaraan ramah lingkungan.
Sayangnya, berbagai risiko dan kendala mobil listrik seperti isu keamanan, kualitas produk, ketidakpastian layanan purna jual, serta suku cadang yang tidak tersedia bisa menghambat kepercayaan publik.
Jika industri otomotif ingin melihat mobil listrik diterima secara luas, maka diskon ratusan juta saja tidak cukup.