Kontroversi Pencukuran Rambut Siswa SMP Maniis Purwakarta: Pelajaran Mendidik atau Kontroversi?

photo author
- Sabtu, 9 September 2023 | 17:50 WIB
Kang Dedi Mulyadi bersama Babinsa Maniis yang mencukur pelajar SMPN 1 Maniis (Instagram @dedimulyadi71)
Kang Dedi Mulyadi bersama Babinsa Maniis yang mencukur pelajar SMPN 1 Maniis (Instagram @dedimulyadi71)

PurwakartaOnline.com - Kejadian kontroversial terjadi di SMPN 1 Maniis, Purwakarta, pada Senin (04/09/2023), ketika seorang anggota TNI yang bertugas sebagai Babinsa, dalam upacara pembinaan kedisiplinan siswa, mencukur rambut sejumlah siswa. Kejadian ini viral karena hasil cukuran yang asal-asalan dan tidak beraturan.

Menurut informasi yang berhasil kami himpun, Babinsa dari Kodim 0619/Purwakarta diminta oleh pihak sekolah untuk menjadi pembina upacara dengan materi pembinaan kedisiplinan siswa. Namun, dalam sebuah aksi yang tak terduga, Babinsa tersebut justru mencukur rambut siswa. Total ada 90 siswa yang rambutnya tercukur.

Kejadian ini menuai kemarahan dari orang tua siswa yang merasa tindakan tersebut tidak mendidik. Meskipun beberapa orang tua menyatakan pemahaman terhadap sanksi untuk anak-anak mereka yang berperilaku tidak terpuji, mereka tetap mempertanyakan tindakan pencukuran rambut yang dianggap asal-asalan.

Salah satu orang tua siswa, Dade, menyatakan, "Saya menganggap sanksi indisipliner anak saya, walaupun saya bilang tadi, orang tua ketika anak menjadi penjahat secara logika menerima sanksi, tapi secara hati tetap sakit. Saya tetap menerima ini tindakan pendidikan, hanya adakah cara lain yang bisa dilakukan lebih mendidik."

Mengenai peristiwa ini, pihak sekolah, Kepala SMPN 1 Maniis, Yana Heryana, mengakui bahwa pembinaan yang dilakukan oleh Babinsa tersebut kurang tepat. Ia juga secara terbuka meminta maaf kepada orang tua siswa atas kejadian tersebut.

Yana menjelaskan bahwa pemotongan rambut oleh Babinsa terjadi secara spontan. "Jadi anggota Babinsa itu memang kami panggil sebagai pembina upacara. Saat pelaksanaan upacara, diduga ada siswa berambut gondrong sehingga Babinsa secara spontan melakukan pemotongan rambut sebagai bentuk pembinaan," katanya.

Sementara itu, Komandan Distrik Militer (Dandim) 0619/Purwakarta, Letkol Arm Andi Achmaf Afandi, juga angkat bicara terkait insiden ini. Ia mengakui bahwa Babinsa seharusnya berkoordinasi dengan pihak sekolah sebelum bertindak. Dandim Afandi menjelaskan bahwa sudah dilakukan mediasi antara sekolah, orang tua siswa, dan pihak TNI, dan mereka telah sepakat untuk mencari solusi bersama guna menghindari insiden serupa di masa depan.

Dandim Afandi menyatakan, "Pihak ortu, pihak sekolah, dan kami menyadari bahwa kedepan harus bersama-sama mencetak generasi penerus ke arah yang lebih baik."

Kejadian ini menjadi pelajaran penting bagi semua pihak terkait dalam hal pembinaan siswa dan pentingnya komunikasi sebelum melaksanakan tindakan yang bersifat mendidik. Semoga kejadian serupa tidak terulang di masa depan.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Enjang Sugianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X