PurwakartaOnline.com - Aliansi dua raksasa otomotif, Nissan Motor Co. dan Renault SA, sepakat untuk menginvestasikan 600 juta euro (sekitar Rp9,9 triliun) dalam unit kendaraan listrik (EV) baru milik Renault. Kesepakatan ini diumumkan pada hari Rabu setelah kedua perusahaan memutuskan untuk memperbarui aliansi modal mereka yang telah berlangsung selama puluhan tahun. Tujuan aliansi baru ini adalah untuk memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan dan memenuhi permintaan yang semakin tinggi terhadap mobil zero-emisi.
Perubahan penting dalam aliansi ini mencakup pengurangan saham Renault di Nissan dari 43,4 persen menjadi 15 persen, sedangkan Nissan akan mempertahankan sahamnya sebesar 15 persen di mitra Prancisnya. Selain itu, Nissan diperkirakan akan memiliki saham kurang dari 10 persen di bisnis kendaraan listrik baru yang bernama Ampere, yang akan dipisahkan dari Renault.
Sebelumnya, Nissan ragu-ragu untuk berpartisipasi dalam usaha patungan ini karena khawatir tentang syarat-syarat perjanjian, terutama terkait kekayaan intelektual terkait kendaraan listriknya. Namun, investasi Nissan di Ampere dianggap sebagai prasyarat bagi Renault untuk melepaskan sahamnya di Nissan.
Baca Juga: Skandal Korupsi BTT: Mantan Kadisnakertrans Purwakarta dan 2 Orang Lainnya Jadi Tersangka
Rencana baru ini mengubah struktur kerjasama yang telah berlangsung selama lebih dari dua puluh tahun. Selama periode ini, Renault memiliki saham mayoritas di Nissan, tetapi saat ini, Nissan telah pulih secara finansial dan menjadi pendorong utama pertumbuhan dalam aliansi tersebut.
"Kami akan meningkatkan nilai perusahaan Nissan lebih lanjut dengan sepenuhnya memanfaatkan kerjasama yang telah ditingkatkan ke tahap berikutnya," kata CEO Nissan, Makoto Uchida.
Renault juga menyambut baik perubahan dalam kerangka kerja aliansi ini. "Kerangka kerja ini memberikan kita fleksibilitas strategis yang kita butuhkan lebih dari sebelumnya dalam lingkungan yang berkembang dengan cepat saat ini," kata CEO Renault, Luca de Meo.
Meskipun terdapat skeptisisme dari para analis tentang kemungkinan sinergi yang efektif, aliansi ini dianggap sebagai langkah penting dalam peralihan cepat ke kendaraan elektrifikasi dan otonom.
Selain itu, Nissan merilis proyeksi pendapatan yang lebih optimis untuk tahun yang berakhir Maret 2024, dengan perkiraan laba bersih mencapai 340 miliar yen dan penjualan sebesar 12,6 triliun yen. Hal ini dipicu oleh keuntungan tak terduga dari pelemahan yen dan pengendalian biaya yang ketat.
Aliansi baru ini mencerminkan perubahan besar dalam industri otomotif global, dan Nissan berharap untuk lebih fokus mengoptimalkan strategi di pasar masing-masing dan mencari kemitraan dengan mitra lain. Transaksi ini dijadwalkan selesai pada akhir tahun, dan seorang anggota dewan dari Nissan akan bergabung dengan perusahaan baru ini untuk mempercepat upaya kendaraan listrik di Eropa.
Baca Juga: Peningkatan Investasi di Purwakarta Mencapai Rp5,7 Triliun di Triwulan Kedua 2023
Perlu dicatat bahwa Mitsubishi Motors Corp., mitra lain dalam aliansi tiga arah ini, juga sedang mempertimbangkan untuk berinvestasi di perusahaan kendaraan listrik yang baru ini.
Aliansi baru ini menjadi perubahan penting di industri otomotif global dan mencerminkan upaya perusahaan untuk menyongsong masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan dalam era elektrifikasi otomotif.***