BRI Dorong Swasembada Susu Lewat Program Sapi Merah Putih, Kurangi Impor hingga Jutaan Ton

PURWAKARTA ONLINE - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI kembali menegaskan komitmennya dalam mendukung ketahanan pangan nasional.

Salah satunya melalui partisipasi aktif dalam Program Sapi Merah Putih, sebuah inisiatif peningkatan genetik sapi perah yang dirancang untuk memperkuat sistem peternakan rakyat di Indonesia.

Program ini resmi diluncurkan pada pameran Flora dan Fauna (Flona) 2025 di Lapangan Banteng, Jakarta, Jumat (29/8/2025).

Acara dihadiri oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas RI Rachmat Pambudy, Direktur Utama BRI Hery Gunardi, serta Direktur Network & Retail Funding BRI Aquarius Rudianto.

Baca Juga: BRI 15 Tahun Berturut-turut Beri Apresiasi Paskibraka Nasional 2025 Lewat Program CSR

Tantangan Kebutuhan Susu Nasional

Kebutuhan susu dalam negeri terus meningkat setiap tahun. Data tahun 2023 menunjukkan kebutuhan nasional mencapai 4,53 juta ton, sementara produksi lokal hanya sekitar 0,84 juta ton atau 18,54% dari total kebutuhan. Kekurangan sekitar 3,7 juta ton harus ditutup lewat impor.

Melihat kondisi ini, Bappenas menggandeng PT Moosa Genetika Farmindo (Moosa Genetics) dan Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk meluncurkan Program Sapi Merah Putih.

Fokusnya adalah menghadirkan sapi perah unggul melalui teknologi genetika dan reproduksi modern, sehingga produksi susu nasional bisa ditingkatkan secara signifikan.

Peran BRI dalam Program Sapi Merah Putih

Direktur Utama BRI, Hery Gunardi, menegaskan bahwa keikutsertaan BRI dalam program ini merupakan bagian dari misi besar perseroan dalam memperkuat sektor pangan dan agribisnis.

Baca Juga: BRI Dorong Gaya Hidup Cashless di Festival Kuliner Kampoeng Tempo Doeloe 2025

“Sebagai bank dengan fokus pemberdayaan UMKM, BRI mendukung penuh Program Sapi Merah Putih melalui pembiayaan, pendampingan, dan penguatan ekosistem.

Kami yakin, program ini akan menciptakan ketahanan pangan, membuka lapangan kerja, sekaligus mengurangi ketergantungan impor sapi,” ujar Hery.