Kasepuhan Ciptagelar, sisa-sisa pengikut dan keturunan Prabu Siliwangi!

- Senin, 6 Maret 2023 | 05:00 WIB
Kasepuhan Ciptagelar: Pertanian Sebagai Simbol Budaya & Keselarasan Alam. Sisa-sisa pengikut dan keturuanan Prabu Siliwangi (Mochamad Dea Iskandar)
Kasepuhan Ciptagelar: Pertanian Sebagai Simbol Budaya & Keselarasan Alam. Sisa-sisa pengikut dan keturuanan Prabu Siliwangi (Mochamad Dea Iskandar)

PURWAKARTA ONLINE - Kasepuhan Ciptagelar adalah sebuah perkampungan tradisional yang terletak di daerah Sukabumi.

Sejarah perkampungan ini cukup unik dan menarik untuk dijelajahi, terutama karena adanya hubungan dengan Raja Pajajaran Prabu Siliwangi.

Menurut legenda, Kasepuhan Ciptagelar merupakan tempat pelarian dari keturunan dan pengikut Kerajaan Pajajaran yang mencoba melarikan diri dari kejaran Kerajaan Mataram pada sekitar tahun 1300.

Baca Juga: Mira, Mantan Pramugari yang Viral dengan Foto Muda yang Cantik Banget Namun Kini Hidup di Jalan Sebatang Kara!

Prabu Siliwangi dan pengikutnya mencoba melarikan diri ke Pulau Christmas (Australia) lewat Pantai Tegal Buleud, namun gagal karena ombak Samudra Hindia sedang pasang.

Prabu Siliwangi kemudian meminta pada keturunan dan pengikutnya untuk mencari jalan masing-masing untuk menyelamatkan diri.

Sebagian besar pengikut dan keturunan Prabu Siliwangi lalu berpencar, termasuk ke Citorek (Banten), Sirna Rasa dan Ciganas (Sukabumi).

Baca Juga: Punya Harta Puluhan Miliar, Mario Dandy Tidak Takut Dilaporkan Ke Polisi Dan Tidak Takut Anak Orang Mati!

Sedangkan Prabu Siliwangi sendiri melarikan diri ke arah utara pantai Tegal Buleud.

Seiring berjalannya waktu, pengikut dan keturunan Prabu Siliwangi ini kemudian membentuk perkampungan yang dikenal dengan nama Kasepuhan Ciptagelar.

Nama Ciptagelar sendiri memiliki makna khusus, di mana kata "Cipta" berasal dari nama Abah Anom (Sucipta), pendiri kampung adat Ciptagelar, sedangkan "gelar" bermakna terbuka atau pasrah.

Baca Juga: Pedang Sanghyang Borosngora, yang terkait Sayidina Ali bin Abi Thalib da Nabi Muhammad SAW!

Abah Anom sendiri adalah pucuk pimpinan kampung adat yang memberi nama Ciptagelar sebagai tempat pindahnya yang baru, setelah menerima wangsit dari leluhurnya.

Wangsit ini merupakan suatu perintah atau petunjuk dari leluhur yang diterima setelah melalui proses ritual.

Halaman:

Editor: Enjang Sugianto

Sumber: Badan Litbang dan Diklat Kemenag

Tags

Artikel Terkait

Terkini

5 Cara mengembangkan bisnis Desa Wisata!

Jumat, 10 Februari 2023 | 09:55 WIB
X