Baca Juga: Mau bikin bisnis startup yang sukses? Pertimbangkan 4 hal ini!
Bagaimana kita bisa menghadapi kondisi semacam ini?
Tentu saja hanya soal mengubah cara pandang dan cara berfikir kita.
Jika untuk hal-hal negatif pikiran kita mampu merekayasa segala yang belum atau tidak terjadi, mengapa kita tidak mengarahkan pikiran kita untuk merekayasa hal-hal positif?
Tentu saja butuh berlatih dan membiasakan cara berfikir. Kita butuh input yang berkualitas. Membaca buku atau bahan yang kredibel, berdiskusi dengan orang yang positif, dan coba mengendalikan pikiran sebaik mungkin.
Dan kita harus 'berani' bersikap. Berani itu adalah keputusan tepat atas pertimbangan akal untuk 'menentukan' arah hidup kita sesuai dengan yang kita impikan.
Baca Juga: Covid terkendali, Wisata Purwakarta ingin bangkit di Lebaran 2022
Rollo May, perintis Psikologi Eksistensialisme memberikan gambaran, berani yang sesungguhnya bukan konyol dan asal melangkah. Namun hasil berfikir yang matang.
Bahkan ia memberi contoh, karena dikejar anjing, orang jadi berani melompat dari ketinggian. Ini berani? Bukan. Ini terpaksa.
Nah, balik lagi ke topik soal mengubah cara pandang, pikiran manusia yang ajaib ini rupanya bisa diarahkan untuk hal-hal positif.
Artikel Terkait
Jelaskan hubungan antara ekonomi kreatif dan industri kreatif! Ini jawabannya
H. Mahmud: Menanam cengkeh sudah tidak sesimpel jaman dulu
Teh Indonesia akan banjiri pasar Malaysia, bernilai puluhan miliar!
Demi UMKM lebih kompetitif, Bank BNI buka sentra distribusi di Jepang!
Manfaat asuransi bagi nasabah adalah
Contoh kalimat menawarkan produk paling terbukti efektif!
Pemerintah serius bangun Kalimantan, Proyek Kereta Api percepat laju ekonomi
Covid terkendali, Wisata Purwakarta ingin bangkit di Lebaran 2022
Kenapa harus beli dan gunakan produk dalam negeri
Mau bikin bisnis startup yang sukses? Pertimbangkan 4 hal ini!