Purwakarta Online - Lebaran atau Hari Raya Idul Fitri adalah hari kemenangan, setelah melalui satu bulan penuh perjuangan. Perjuangan yang sangat menyenangkan tentunya.
Karena bermakna sangat spesial, bulan puasa dan lebaran (begitu kami di kampung menyebutnya) selalu dirayakan dengan sangat spesial. Entah kenapa, sejak kecil dulu hingga kini dewasa dan beranak tiga, saat menghadapi lebaran hati saya selalu membuncah bahagia.
Tidak disangka, tahun ini berbeda. Seingat saya, di tahun-tahun sebelumnya, saat memasuki bulan puasa selalu ada rejeki tak terduga yang berdatangan tiba-tiba.
Baca Juga: Akun @cineyar protes, merasa Umat Hindu dipersulit sembahyang di Candi Prambanan
Bulan puasa tahun ini agak berbeda sepertinya, dunia usaha apalagi petani seperti saya rasanya ekonomi sedikit menurun. Tingkat konsumsi masyarakat (kata seorang kawan yang kerja di desa) menurun, karena ekonomi negara dan dunia ada perubahan akibat Covid-19.
Karena harga pucuk teh menurun, pisang tidak laku, biaya pupuk padi tetap mahal (tidak ikut turun), singkong tidak ada yang beli, dalam kondisi seperti ini rasanya uang semakin betah di persembunyiannya. Utang semakin bertambah, kredit KUR harus tetap dibayar. Uang sepertinya tidak mau lagi datang kepada kami.
Saat buka puasa, Maghrib, saat makan bersama istri dan anak-anak saya, saya mulai 'berpidato'. Saya tegaskan jika lebaran tahun ini kita tidak akan beli baju baru. Karena ada kewajiban yang harus mati-matian ditunaikan, yaitu membayar hutang-hutang.
Baca Juga: 5 Rahasia bagaimana Jeff Bezos jadi kaya
Kegiatan ngabuburit dikurangi, hanya sekali atau dua kali, itupun sembari mengunjungi keluarga yang sakit. Beli kebutuhan dipilih yang murah, penghematan terus digencarkan. Daftar hutang ditulis di kalender di ruangan tengah rumah kami, agar mudah mengontrol angsuran dan hutang-hutang yang jatuh tempo. Lalu segera mencoret angka hutang atau angsuran yang baru saja dibayar.
Jika kami bisa bertahan dengan cara hidup seperti ini, kemungkinan hutang-hutang akan lunas sebagian di tahun depan. Tinggal sisanya hutang-hutang yang masih dalam kategori aman.
Artikel Terkait
Lintasarta Siap Dukung Penerapan Digital di Berbagai Sektor
Dampak Perang Rusia-Ukraina bagi dunia usaha di Purwakarta
43 Peluang usaha di kampung atau di desa
Dagang oncom rancatan emas jadi fenomena kekinian!
Ekonomi Kolaboratif dalam bisnis media ala Agus 'Sulis' Sulitriyono
Mustika Ratu terancam diboikot, Netizen: Ujungnya selalu bermotif ekonomi!
Bang Haji jelaskan sejarah kata 'oteng'
Kenapa mobil listrik tidak laku di Indonesia?
5 Rahasia bagaimana Jeff Bezos jadi kaya
5 tingkatan produk, langkah untuk mengevaluasi nilai produk di mata konsumen