Hari Tanah Sedunia 2022 para Ahli bahas isu Malnutrisi!

- Senin, 5 Desember 2022 | 12:00 WIB
Tanggal 5 Desember 2022 Diperingati Sebagai Hari Tanah Sedunia, Malnutrisi jadi isu yang dbahas para Ahli ( Foto oleh Jan Tancar dari Pexels)
Tanggal 5 Desember 2022 Diperingati Sebagai Hari Tanah Sedunia, Malnutrisi jadi isu yang dbahas para Ahli ( Foto oleh Jan Tancar dari Pexels)

Baru-baru ini riset Dr. Leah Bevis dari Department of Agricultural, Environmental, and Development Economics, The Ohio State University; Dr. David Guerena, dari International Maize and Wheat Improvement Center (CIMMYT) Nepal; dan Kichan Kim, dari Department of Agricultural, Environmental, and Development Economics, The Ohio State University berhasil mengungkap hubungan kadar seng di dalam tanah dengan stunting pada manusia di Asia Tenggara menjadi lebih terang.

Ketiganya meneliti di Nepal pada 2019 dengan menggunakan data kesehatan penduduk pada tahun 2006, 2011, dan 2016.

Baca Juga: Ryan Dono bersanding dengan Pengantin Palsu demi tutup aib keluarga!

Berikutnya mereka menumpuk sebaran data spasial kesehatan tersebut dengan sebaran data spasial kandungan seng di dalam tanah.

Mereka memilih daerah-daerah yang relatif terisolasi untuk memastikan penduduk di daerah tersebut hanya mengkonsumsi pangan lokal dari daerah tersebut.

Riset mereka menyimpulkan anak-anak yang kekurangan seng dan mengalami stunting lebih banyak ditemukan di tanah yang memiliki kandungan seng rendah.

Anak-anak yang berpindah dari daerah dengan tanah rendah seng ke daerah dengan tanah tinggi seng mengalami perbaikan.

Baca Juga: Oknum Paspampres Perkosa Perwira Muda. Panglima TNI, Andika: Itu Tindak Pidana, Pecat!

Demikian pula anak-anak yang tinggal di dekat pasar karena akses mendapat pangan dari luar cenderung memiliki kadar seng yang cukup.

Artikel mereka berjudul ‘Soils and South Asian stunting: Low soil zinc availability drives child stunting in Nepal’ dipresentasikan di Agricultural & Applied Economics Association Annual Meeting, Atlanta, GA pada 21-23 Juli 2019.

Menurut ketiganya, hasil riset di Nepal tersebut dapat menjelaskan mengapa di negara-negara Asia Selatan yang kandungan seng di tanahnya rendah cenderung masih mengalami stunting meskipun dunia telah modern dan dunia kesehatan telah berkembang pesat.

Sekitar setengah dari anak-anak Asia Selatan mengalami stunting dan 70-80 persen ibu hamil menderita anemia.

Baca Juga: Kecewa tidak terpilih jadi Ketua LPM, Tatang Johari tagih balik amplop 'Money Politic'-nya!

Sebagian hasil riset mereka kemudian terbit pada 22 Oktober 2022 di jurnal Health Economics dengan judul ‘Soil zinc deficiency and child stunting: Evidence from Nepal.’

Riset Bevis, Guerena, dan Kim itu seolah menjawab enigma alias teka-teki hubungan stunting di Asia Selatan dengan ketersediaan hara mikro seng dalam tanah.

Halaman:

Editor: Enjang Sugianto

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X