PURWAKARTA ONLINE - Marah adalah emosi alami yang terkadang kita alami. Saat seseorang merasa dirinya atau orang yang dicintainya terancam, marah bisa muncul sebagai bentuk perlindungan diri atau sebagai cara untuk menunjukkan ketidaksetujuan terhadap tindakan orang lain.
Namun, marah yang berlebihan dan sering terjadi dapat berdampak negatif pada kesehatan dan hubungan sosial seseorang. Oleh karena itu, dalam artikel ini kita akan membahas tentang studi ilmiah terbaru mengenai marah.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh para ahli dari Universitas Harvard menemukan bahwa meredakan marah dengan cepat dapat membantu mencegah terjadinya konflik yang lebih besar.
Baca Juga: Cara Mendidik Anak Menjadi Mandiri secara Finansial: Tips dan Trik yang Efektif untuk Orang Tua!
Penelitian ini melibatkan 108 pasangan yang diminta untuk mengingat pengalaman saat mereka merasa marah dan kemudian diminta untuk mencoba meredakan emosi tersebut dengan cepat.
Hasilnya, pasangan yang berhasil meredakan marah dengan cepat memiliki tingkat kepuasan dalam hubungan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pasangan yang membiarkan marah mereka terus berlanjut.
Selain itu, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Psychological Science menemukan bahwa orang yang cenderung merasa marah lebih sering memiliki risiko kesehatan yang lebih buruk.
Para peneliti mengukur tingkat marah, kesehatan fisik, dan kesehatan mental dari 1.656 orang selama dua tahun. Hasilnya menunjukkan bahwa orang yang merasa marah lebih sering memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit kardiovaskular dan kecemasan.
Namun, penelitian lain menemukan bahwa marah juga bisa memiliki efek positif pada kesehatan mental seseorang.
Sebuah studi yang dilakukan oleh para peneliti dari Universitas Jena menunjukkan bahwa orang yang memiliki kemampuan untuk mengekspresikan marah mereka dengan sehat dan tepat waktu memiliki tingkat stres yang lebih rendah.
Baca Juga: Mengungkap Bakat Anak: 5 Cara Efektif untuk Menemukan Potensi Tersembunyi pada Anak Anda!
Dalam penelitian ini, para peneliti meminta 200 orang untuk mengekspresikan marah mereka dalam situasi yang terkontrol.
Hasilnya menunjukkan bahwa orang yang dapat mengekspresikan marah mereka dengan sehat memiliki tingkat kortisol, hormon yang dilepaskan saat kita merasa stres, yang lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang tidak dapat mengekspresikan marah mereka dengan sehat.
Artikel Terkait
Penjelasan Resmi Kemenkeu Pajak Hadiah Fatimah Zahratunnisa di Jepang yang Viral: Ternyat Tak Perlu Bayar!
Amanda Manopo Ungkap Akan Membintangi Film Baru, Setelah Keluar dari Ikatan Cinta!
Era Ketergantungan Pada Internet: Hujan-Petir Tiba-tiba Jaringan Menghilang, Otak Langsung Puyeng!
MUI Kabupaten Sukabumi Bantah Terafiliasi dengan Kelompok Teroris setelah Video Viral Beredar!
SANGAR! Mahfud MD Tantang Benny K Harman, Arteria dan Asrul Sani: Jangan Cari Alasan Absen!
Ramalan Zodiak Senin 27 Maret 2023: Temukan Inspirasi Baru dan Atasi Tantangan dengan Mudah!
Mengungkap Bakat Anak: 5 Cara Efektif untuk Menemukan Potensi Tersembunyi pada Anak Anda!
Cara Mendukung Bakat Anak: Tips dan Strategi untuk Membantu Anak Anda Mencapai Potensi Terbaik Mereka!
Cara Mendidik Anak Menjadi Mandiri secara Finansial: Tips dan Trik yang Efektif untuk Orang Tua!
Cara Mencuci Pakaian di Musim Hujan: Tips Praktis Agar Pakaian Tidak Mudah Bau dan Berjamur!