Viral PEMBANTAIAN Terhadap Pengusaha China di Republik Afrika Tengah: Alasan Di Balik Konflik Mineral!

- Jumat, 24 Maret 2023 | 04:30 WIB
Kolase screenshot @Naz_Lira, memposting peristiwa penembakan pekerja China di Afrika Tengah  (Twitter @Naz_lira)
Kolase screenshot @Naz_Lira, memposting peristiwa penembakan pekerja China di Afrika Tengah (Twitter @Naz_lira)

PURWAKARTA ONLINE - Serangan terhadap pengusaha China tersebut dianggap sebagai tindakan pengecut yang tak termaafkan. 

"Tindakan ini tidak hanya melambatkan kemajuan ekonomi negara ini, tetapi juga mengancam fondasi pembangunan. Ini tidak bisa dibiarkan," ujar Bangue.

Meskipun begitu, Juru Bicara Militer CPC, Mamadou Koura, menyangkal tuduhan tersebut dan mengklaim, tanpa memberikan bukti, bahwa serangan tersebut direncanakan oleh tentara bayaran Rusia dengan tujuan untuk mengintimidasi orang-orang China yang telah lebih lama berada di negara tersebut dibandingkan orang Rusia.

Baca Juga: VIRAL Penembakan Pekerja China di Afrika Tengah: Apakah karena Agresivitas China dalam Menguasai Sumbedaya?

Baca Juga: Pegawai Bea Cukai Arogan Widy Heriyanto Meminta Maaf Kepada Publik: Branding Bea Cukai Arogansi dan Babu!

Kelompok tentara bayaran Rusia disewa oleh Touadera untuk memberikan pelatihan keamanan dan militer, tetapi telah dituduh oleh pengamat PBB melakukan pelanggaran HAM, termasuk pembantaian.

Republik Afrika Tengah tetap menjadi salah satu negara termiskin di dunia meski memiliki kekayaan mineral seperti emas dan berlian yang melimpah.

Beberapa kelompok pemberontak telah beroperasi secara bebas di seluruh negara yang dilanda perang selama satu dekade terakhir, yang menghalangi perusahaan-perusahaan asing dalam melakukan eksplorasi tambang.

Baca Juga: Dugaan Aset Mewah Pejabat Kemenkeu Terungkap: Rumah Mewah Kepala Bea Cukai Makassar, Andhi Pramono Viral!

Baca Juga: KETERLALUAN Orang Bea cukai Acak-acak Koper Putri Presiden RI Ke-4: Biasa Kasar Sama TKW!

Banyak situs penambangan yang beroperasi di negara itu dimiliki oleh China dan menghadapi berbagai tantangan keamanan. 

Pada tahun 2020, dua warga China tewas ketika warga setempat memberontak terhadap sebuah situs tambang yang dioperasikan oleh perusahaan China di Sosso Nakombo.

Pada tahun 2018, tiga warga China dibunuh oleh anggota masyarakat yang marah setelah seorang pemimpin setempat tewas dalam sebuah kecelakaan kapal saat menemani para penambang China ke sebuah situs penambangan.***

Editor: Enjang Sugianto

Sumber: VOA Indonesia

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X