Sebagai bentuk dari kolaborasi dalam mengembangkan potensi ekonomi warisan budaya tulis asli Sumsel tersebut, Dona menggandeng perajin batik lokal yang menggunakan pewarna alam untuk turut berinovasi menciptakan batik Aksara Ulu.
Baca Juga: Aksi Gercep Ansor Bekasi, donasi Rp49 juta untuk korban gempa cianjur
batik Aksara Ulu adalah kain batik bermotif Aksara Ulu, yakni huruf-huruf yang digabungkan sehingga menjadi sebuah satu kesatuan kata yang mengandung makna. Dalam hal ini, Dona menggandeng Industri Kecil Menengah (IKM) di Palembang bernama Gallery Wong Kito.
Dona dan para pemcinta Aksara Ulu memilih Gallery Wong Kito karena memiliki visi yang sama, yakni ingin memperlihatkan potensi yang dimiliki masyarakat Sumsel ke seluruh Indonesia, bahkan hingga ke dunia.
Gallery Wong Kito merupakan IKM sandang dan kerajinan yang memproduksi kain jumputan khas Palembang, kain batik, pakaian, hingga aksesori, dengan menggunakan pewarna alam dari getah gambir. Getah gambir sendiri diperoleh dari salah satu daerah di Sumsel.
Baca Juga: Kampanye LGBT Eropa ingin susupi Piala Dunia 2022 Qatar, Begini tanggapan Gus Baha!
Selain itu, Gallery Wong Kito juga memberdayakan masyarakat setempat dalam memproduksi produk-produk yang dihasilkan. Dengan demikian, Gallery Wong Kito boleh dibilang mencerminkan keunggulan dan kekhasan Sumatera Selatan.
Dari kolaborasi tersebut, Dona dan tim dari Pencinta Aksara Ulu mulai belajar membatik dari pemilik Gallery Wong Kito bernama Anggita Fitrillia Putri Pratama atau akrab disapa Anggi.
Dalam menciptakan batik Aksara Ulu, Dona banyak berdiskusi dengan Anggi, baik perihal warna, desain, motif, hingga aksara yang akan dicantumkan. Dengan demikian, tercipta produk budaya yang berkualitas dan dapat bersaing di pasaran.
Baca Juga: Wanita lebih memilih pria banyak duit meskipun anu-nya kecil!
Pemilik Gallery Wong Kito Anggita Fitrilia Putri Pratama menunjukkan batik Aksara Ulu, hasil kolaborasi antara Gallery Wong Kito dan Pencinta Aksara Ulu Sumatera Selatan. (ANTARA/ Sella Panduarsa Gareta)
Sebagai pemuda Sumsel, Anggi mengaku senang dengan inovasi yang digagas Dona dan kawan-kawan. Menurut Anggi, batik dapat menjadi sarana untuk melestarikan Aksara Ulu lebih luas lagi. Selain itu, batik Aksara Ulu juga memiliki potensi ekonomi yang besar karena keunikannya.
Hal itu yang membuat Anggi semangat dan optimistis bahwa batik Aksara Ulu dapat diterima masyarakat. Ke depan, Anggi tertarik untuk mengembangkan motif Aksara Ulu untuk produk kreatif lain di bawah bendera Gallery Wong Kito.
Baca Juga: 102 Daftar Pinjaman Online Fintech berizin resmi OJK 2022
Anggi berharap, batik Aksara Ulu dapat diterima masyarakat, terutama masyarakat Sumsel, sehingga cita-cita melestarikan budaya dan memunculkan nilai keekonomian warisan budaya dapat benar-benar terwujud. Sehingga, tidak hanya memunculkan kebanggaan, tapi dari Aksara Ulu diharapkan juga dapat turut mensejahterakan.***
Artikel Terkait
Kronologi kasus Helikopter Hilang Kontak di Perairan Bangka Belitung!
Relawan Jokowi menilai Penunjukan Yudo Margono jadi Panglima TNI sudah tepat!
3 dewan Fed inginkan kenaikan suku bunga diskonto lebih kecil!
52,9 juta NIK terintegrasi NPWP per November 2022!
Bank of America sebut Resesi dapat paksa Fed turunkan suku bunga, imbal hasil jatuh!
Destinasi Wisata Unggulan Purwakarta, Bukit Cinta terus berbenah tambah berbagai fasilitas!
Bareskrim Polri Tangkap Pelaku Utama Kasus Tambang Ilegal di Kaltim
Kasus Pemukulan Anak Kombes, Polisi Sita CCTV Parkiran PTIK!
Penerbangan langsung antara China dan Israel kembali dibuka!
Minyak Asia Menguat Didorong Penurunan Stok AS!