PURWAKARTA ONLINE, Jakarta - Dolar jatuh pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), setelah laporan penggajian nonpertanian (NFP) AS untuk Oktober menunjukkan negara itu menciptakan lebih banyak pekerjaan baru dari yang diperkirakan.
Tetapi juga menunjukkan tanda-tanda perlambatan dengan tingkat pengangguran lebih tinggi dan inflasi upah lebih rendah.
Greenback awalnya naik segera setelah data dirilis, tetapi jatuh karena pelaku pasar mencerna laporan pekerjaan, mencatat data tidak semuanya positif dan mendukung pandangan Federal Reserve (Fed) dapat memperlambat laju kenaikan suku bunga di waktu mendatang.
Baca Juga: Pendidikan Guru Penggerak dan Filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara
NFP AS meningkat 261.000 bulan lalu, data menunjukkan pada Jumat (4/11/2022). Data untuk September direvisi lebih tinggi menjadi menunjukkan 315.000 pekerjaan ditambahkan, bukan 263.000 seperti yang dilaporkan sebelumnya.
Ekonom yang disurvei oleh Reuters telah memperkirakan 200.000 pekerjaan, dengan perkiraan mulai dari 120.000 hingga 300.000.
Namun, tingkat pengangguran naik menjadi 3,7 persen dari 3,5 persen pada September. Penghasilan per jam rata-rata meningkat 0,4 persen setelah naik 0,3 persen pada September, tetapi kenaikan upah melambat menjadi 4,7 persen tahun-ke-tahun pada Oktober setelah naik 5,0 persen pada September.
Baca Juga: 7 pose seksi Jessica Iskandar!
Fed fund berjangka pada Jumat (4/11/2022) memperkirakan peluang 52,5 persen untuk kenaikan suku bunga 75 basis poin bulan depan, dan probabilitas 47,5 persen untuk kenaikan 50 basis poin.
Peluang kenaikan 75 basis poin mencapai 64 persen segera setelah data penggajian dirilis.
Suku bunga terminal The Fed, atau tingkat di mana suku bunga akan mencapai puncaknya, turun menjadi 5,09 persen pada Jumat (4/11/2022) sore, dari sekitar 5,2 persen tepat sebelum data.
Baca Juga: Fenomena alam 3 November 2022, bagaimana bisa Tengah Hari Lebih Awal?
"Meskipun laporan hari ini secara keseluruhan cukup beragam, kami tidak melihat bagaimana Fed dapat melihat data ini dan berpikir bahwa mereka membuat kemajuan yang berarti untuk mengendalikan inflasi," kata Ekonom Pasar Uang Jefferies, Thomas Simons, di New York.
"Pertumbuhan penggajian melambat dan pertumbuhan upah melambat, tetapi tidak ada yang melambat cukup cepat. Data hari ini meninggalkan kemungkinan kenaikan suku bunga 75 basis poin lagi untuk pertemuan FOMC Desember, meskipun jelas kami memiliki beberapa rilis data penting lainnya antara sekarang dan nanti."
Artikel Terkait
Direktur Bumdesma Dulur Rahayu, Hasan Sidik: Kepala Desa Kunci Transformasi UPK ke Bumdesma!
Jatim Sukses Ekspor Kopi Hasil Communal Branding!
Tips promosi dan jualan di Twitter!
Amerika Serikat Jatuh Miskin Akibat Resesi Global, Cek fakta!
Bagaimana Ketahanan Finansial Pribadi jadi Benteng Hadapi Resesi Global!
Menkeu Sri Mulyani: Suku Bunga Naik Agresif, Cepat atau Lambat Resesi Global Pasti Datang!
Optimalisasi Sarpras Pasca Panen, Adin: Setelah Fasilitasi Bantuan, Pastikan juga Produksi Petani Meningkat
Jadi Mitra Bukalapak, Warung kelontong Beromzet Rp2 juta sehari!
Harga BBM Pertamina per 1 November 2022
Wapres Ma'ruf AminDorong Ratifikasi Indonesia dan Uni Emirat Arab segera tuntas!