Purwakarta Online - Saat ini di Jepang dan Eropa, kayu ringan telah menjadi primadona untuk diolah menggunakan teknologi dan inovasi menjadi berbagai produk. Prospek bisnis kayu ringan perlu dipertimbangkan untuk digarap.
Bagi Anda yang sudah dalam bisnis ini tentu sudah mengetahui bahwa bisnis kayu ringan memang lebih meyakinkan dibandingkan dengan kayu 'merah'. Berbeda kondisinya dengan beberapa dasawarsa sebelumnya.
Bahkan untuk menunjang bisnis kayu ringan ini nota kesepahaman (MoU) pengembangan kayu ringan berkelanjutan ditandatangani Kementerian Perdagangan melalui Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Ditjen PEN) dan Fairventures Worldwide. MoU itu merupakan bentuk komitmen Kementerian Perdagangan dalam mendukung inovasi dan kreativitas pengembangan kayu ringan, khususnya jenis sengon dan jabon. MoU ini sekaligus merupakan langkah yang diambil untuk menangkap prospek bisnis kayu ringan menjadi primadona dunia di masa depan.
Penandatanganan MoU dilakukan Direktur Jenderal PEN Didi Sumedi dan CEO Fairventures Worldwide Megan King, pada Jumat (22/4/2022). Selain MoU, Kemendag dan Fairventures Worldwide juga menandatangani Technical Arrangement (TA) untuk menindaklanjuti MoU tersebut secara detil.
Perlu diketahui, Fairventures Worldwide (FVW) adalah lembaga swadaya masyarakat yang terdaftar. Lembaga itu memiliki perwakilan di Indonesia dan Uganda. Di Indonesia FVW mempunyai kantor perwakilan di Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Mereka bergerak di bidang lingkungan hidup dan merupakan pengelola Program Penanaman 100 Juta Pohon di Kalimantan Tengah sejak 2014.
Baca Juga: Ambisi Indonesia sediakan truk ramah lingkungan berbahan bakar biosolar
Di sana, perwakilan FVW mengelola kegiatan reboisasi untuk lebih dari 1.000 petani kecil di Kalimantan. Dengan menggunakan teknologi digital, mereka membantu petani mengukur nilai hutan mereka dan merancang pengelolaan hutan yang lebih baik. FVW bekerja di seluruh rantai pasokan kayu untuk menghubungkan petani dan pembeli yang bertujuan memberikan pendapatan yang berkelanjutan bagi petani hutan.
Selama ini, Fairventures Worldwide fokus aktivitas restorasi hutan melalui empat pendekatan. Yakni, peningkatan kapasitas petani kecil, membentuk komunitas petani yang berperan dalam konservasi hutan, mendistribusikan bibit pohon kayu tropis gratis kepada petani, serta membangun rantai pasok yang bertanggung jawab.
Pada 2021, ekspor produk kayu Indonesia tercatat sebesar USD13,56 miliar. Nilai itu naik 18,52 persen dibanding 2020. Destinasi ekspor utama produk kayu Indonesia adalah Tiongkok, Amerika Serikat, Jepang, Belanda, Korea Selatan, India, Malaysia, Australia, dan Vietnam.
Artikel Terkait
Marak komersialisasi karya orang lain, Musisi Purwakarta: yang cover sebaiknya tahu diri!
Lebaran 2022, triliunan rupiah pindah ke pedesaan!
Dolar menguat, pedagang fokus mengintai pertemuan Fed!
763.864 kendaraan tinggalkan Jakarta ke Bandara Soetta pada H-1 Lebaran 2022
Segera cek dan cairkan Rp 1 juta bansos BSU kamu! Begini caranya
Pendapat Warren Buffet Sang Raja Investor tentang Bitcoin!
Petani sukses lahan sempit, KWT Barmulita: hemat sepanjang tahun, tambah penghasilan, berbagi dan sehat!
4 Aspek yang bikin bisnis tetap profit, perhatikan!
Ambisi Indonesia sediakan truk ramah lingkungan berbahan bakar biosolar
Tips investasi bagi pemula, pahami jenis-jenis investasi agar sukses sesuai dengan karaktermu sendiri!