Gus Muwafiq dan Nahdliyin Purwakarta, serta Suksesnya Acara Rajaban Akbar dan Harlah NU ke-93
PurwakartaOnline.com - KH. Ahmad Muwafiq atau yang lebih populer dengan panggilan Gus
Muwafiq, hadir di Kabupaten Purwakarta. Gus Muwafiq berhasil ‘menghijaukan’ Plered
dalam acara Rajaban Akbar sekaligus Peringatan Hari Lahir Nahdltul Ulama yang
ke-93, Senin malam, 18 Maret 2019.
Lokasi acara bertempat di Pondok Pesantren Minnatul Huda,
Desa Cibogo Hilir, Kecamatan Plered. Dihadiri ribuan warga Nahdliyin beserta
para tokoh Nahdlatul Ulama Kabupaten Purwakarta.
Uraikan Sejarah Membedah Tantangan Umat Islam Masa Kini
Satukan Nahdliyin dalam Khidmat
![]() |
Banom-banom NU Purwakarta hadir sejak siang dalam acara Rajaban Akbar dan Harlah NU ke-93 di Plered. |
“Hayu, sadaya PAC (GP Ansor Kecamatan) hadir, ngkin sonten
angkat sareng”, ujar seorang anggota GP Ansor ketika dihubungi via Whatsapp.
Acara berlangsung tertib dan meriah, Gus Muwafiq dengan
pembawaannya yang lugas berhasil menghipnotis hadirin. Berbekal penguasaannya
yang mumpuni dalam bidang sejarah, berhasil membawakan tema Isra’ Mi’raj dengan
sangat memukau. Ditambah lagi, Gus Muwafiq senantiasa menghubungkan kejadian
fenomenal sejarah dengan tantangan islam dalam kekinian.
Seperti halnya tentang patung-patung yang ada di Purwakarta,
dikaitkan dengan patung-patung yang ada di sekitar Ka’bah yakni Latta, Uzza dan
Manat. Menurut Gus Muwafiq patung memang haram dibuat, seperti halnya gambar.
Tetapi kini menurut Gus Muwafiq, patung tidak lagi menjadi
alat propaganda iblis yang menjadikan patung sebagai sembahan manusia, saat ini
patung hanyalah tempat selfie dan tempat
ngumpet saat kencing supaya tidak kelihatan
orang.
“Iblis itu ya pusing, alat propagandanya (patung) sekarang
tidak efektif lagi. (Patung) tidak lagi disembah, cuma buat selfi sama tempat
kencing”, terang Gus Muwafiq disambut tawa dan sorakan hadirin.
Contoh lainnya adalah Gus Muwafiq cerita tentang adanya
perbedaan risalah 3 agama samawi (Yahudi, Nasrani dan Islam), padahal semuanya
berasal dari 1 orang yang sama yaitu Nabi Adam AS. Melalui kisah Isra’ Mi’raj,
saat Nabi Muhammad SAW ditantang kaum Yahudi dan Nasrani di Makkah.
Nabi sebagai penutup semua Nabi, membawa Risalah terakhir. Kitab-kitab
sebelumnya, yaitu Taurat, Zabur dan Injil harus ditinggalkan, karena Al-Qur’an
yang sedang disyi’arkan oleh Nabi Muhammad adalah penyempurna Kitab-kitab
sebelumnya. Saat itulah Nabi SAW ditantang, untuk menjelaskan sejarah Nabi-nabi
terdahulu, tentang pembangunan Ka’bah, tantang Siti Hajar dan lainnya.
Melalui Isra’ Mi’raj, Nabi Muhammad SAW dipertemukan dengan
Nabi-nabi terdahulu di Langit. Maka, setelah perjalanan dalam semalam tersebut Nabi
SAW mampu menjelaskan banyak hal tentang sejarah sejak Nabi Adam AS, terutama
tentang “Nabi-nabi”-nya Yahudi dan Nasrani (Bani Israil).
Juga tentang pembuatan pertama kali Ka’bah oleh Nabi Adam AS,
serta pembangunan selanjutnya oleh Nabi Ibrahim AS dan Puteranya yaitu Nabi
Ismail AS. Kemudian tentang kisah Siti Hajar berlari diantara bukit Shafa dan Marwah.
“Oleh karena itu kita wajib berhaji, (melaksanakan ibadah Haji)
masuk dalam Rukun Islam”, terang Gus Muwafiq, diamini seluruh hadiri.
Nahdliyin dari berbagai penjuru Purwakarta tumpah-ruah hadiri
acara Harlah NU ke-93 dan Rajaban Akbar ini. Warga Nahdlatul Ulama (Nahdliyin) yang
dimaksud adalah para anggota Nahdltul Ulama, baik yang masuk dalam struktur
kepengurusan maupun warga Nahdlatul Ulama yang tidak masuk dalam struktur
(Kultural).
Tidak ketinggalan para anggota Badan Otonom (Banom), Lajnah
dan ‘sayap’ Nahdlatul Ulama, seperti GP Ansor, Isnu, Muslimat NU, Fatayat NU,
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Ikatan Pelajar (Puteri) Nahdlatul
Ulama (Ipnu/Ipnnu), Sarbumusi, LPPNU, LDNU, Pergunu dan Banyak lagi lainnya.
Sedangkan para tokoh yang tampak hadir diantaranya adalah
KH. Abun Bunyamin (Ketua Dewan Syuriah PC Nahdlatul Ulama Kabupaten
Purwakarta), Drs. H. Bachir Muhlis (Ketua Dewan Tanfidziyah PCNU Purwakarta),
H. Dedi Mulyadi, SH., (Ketua DPD Golkar Jawa Barat), H. Ahmad Anwar Nasihin, SHI.,
(Ketua MDS Rijalul Ansor Jawa Barat), Muhamad Mahmud (Ketua PC GP Ansor
Kabupaten Purwakarta), Ramlan Maulana (Ketua KPUD Kabupaten Purwakarta), Ahmad
Sya’roni, SH., (Ketua Isnu), serta banyak lagi tokoh lainnya.
Tinggalkan Kesan Bathin Yang Mendalam
Gelaran acara Rajaban Akbar dan Harlah NU ke-93 ini sangat
membekas dangan berbagai kesan bagi hadirin. Meskipun tausiyah Gus Muwafiq juga
ditayangkan secara live melalui Youtube Live dan Facebook live, tetapi banyak
yang merasa sangat beruntung malam tadi dapat hadir di Ponpes Minnatul Huda,
Plered.
“Puas...Kita selaku Nahdlyin (Warga NU) tidak boleh diam. Kita
harus bangun pendidikan untuk generasi mendatang”, ujar Saepudin, penasehat PAC
GP Ansor Kecamatan Kiarapedes, beberapa saat setelah selesai acara kepada PurwakartaOnline.com, ketika ditanya tentang kesannya mengenai
acara Rajaban Akbar tersebut.
![]() |
Pengurus MWC NU beserta Banom-banom dari Kecamatan Kiarapedes. |
Berbeda dengan pendapat seorang pengurus cabang NU Purwakarta
yang menurutnya apa yang diuraikan sebagai sejarah oleh Gus Muwafiq, ternyata sangat
dengan kejadian-kejadian jaman sekarang.
“Najan sejarah, ningan pieunteungeun jang urang (jaman)
ayeuna. Da iblis moal eureun ngagoda, tantangan (untuk ummat Islam) moal aya
beak na. Salah sahiji konci na urang pan kedah faham jeung iman ka na kajadian
Isra’ mi’raj (seperti diuraikan oleh Gus Muwafiq) tadi”, jelas Saepudin
menambahkan.